Ledakan Keras Iringi Malam Bepelas
Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II saat melakukan Bepelas pada malam pertama Erau 2010 Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 15/07/2010 19:45 WITA
Hampir setiap malam selama berlangsungnya pesta adat Erau, bunyi ledakan keras kerap terdengar dari arah dermaga depan Museum Mulawarman, Tenggarong. Semakin mendekati hari-hari akhir Erau, bunyi ledakan akan terus bertambah dari hari ke hari.
Bagi sebagian warga yang familiar dengan Erau, suara ledakan yang akan terdengar setelah pukul 21.00 WITA itu bukanlah hal yang asing. Pasalnya, suara ledakan tersebut merupakan bagian dari upacara adat Bepelas yang digelar saban malam, kecuali malam Jum'at, di Keraton Kutai Kartanegara (Museum Mulawarman-red).
Sama seperti pelaksanaan Erau dua tahun terakhir, upacara adat Bepelas dilakukan secara bergantian oleh Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II dan Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Sultan HAM Salehoeddin II menjalani ritual Bepelas pada malam pertama dan malam terakhir. Sedangkan Putra Mahkota melaksanakannya pada malam kedua hingga malam ke-6.
Dalam upacara adat Bepelas, Sultan atau Putra Mahkota berjalan ke arah Ayu sambil berpegangan dengan Tali Juwita di tangan kanan dan Kain Cinde di tangan kiri. Ketika kaki kiri Sultan atau Putra Mahkota menyentuh gong Raden Galuh, ledakan pun langsung menggelegar di arah dermaga.
Dikatakan Menteri Sekretaris Keraton HAP Gondo Prawiro, upacara adat Bepelas dimaksudkan untuk memberi kekuatan kepada Sultan serta Putra Mahkota dalam menjalankan pemerintahan atau adat.
Ditambahkannya, upacara adat Bepelas malam pertama dan malam terakhir dilakukan Sultan Kutai. "Sedangkan upacara adat Bepelas di antara malam pertama dan terakhir dilakukan Putra Mahkota," jelasnya.
Hal ini dilakukan mengingat kondisi Sultan HAM Salehoeddin II yang sudah lanjut, sehingga tak dapat lagi melakukan kegiatan fisik setiap malam selama Erau. "Tapi Sultan tetap akan hadir menyaksikan upacara Bepelas yang dilakukan Putra Mahkota," katanya. (win)
|