Menbudpar Jero Wacik Buka Erau Pelas Tujuh Benua Tari massal Semarak Alam Bertuah turut menyemarakkan pembukaan Erau 2010 Photo: Agri
Menbudpar RI Jero Wacik (kiri) melaksanakan ritual Ketikai Lepas bersama Gubernur Kaltim Awang Faroek IShak Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 12/07/2010 02:40 WITA
Pesta adat Erau 2010 dengan tema Erau Pelas Tujuh Benua secara resmi dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) RI Jero Wacik, Minggu (11/07) siang di Stadion Madya Tenggarong Seberang.
Pembukaan Erau 2010 Kutai Kartanegara (Kukar) ini ditandai dengan penyalaan brong atau sebuah obor besar yang terbuat dari batang pohon enau.
Penyalaan brong ini di antaranya dilakukan Menbudpar Jero Wacik, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Bupati Kukar Rita Widyasari dan Putera Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Sebelum pembukaan Erau, rombongan Jero Wacik yang baru tiba di halaman Stadion Madya langsung disambut dengan upacara adat Tepong Tawar dan Ketikai Lepas, serta suguhan tari Jepen Selamat Datang.
Dalam sambutannya, Menbudpar Jero Wacik menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Pemprov Kaltim, Pemkab Kukar dan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang rutin menggelar pesta adat Erau. "Karena selain melestarikan adat dan budaya juga bisa menarik wisatawan yang berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat," ujarnya.
Rombongan Menbudpar Jero Wacik disambut tari Jepen Selamat Datang yang dibawakan para penari Sanggar Seni Kumala Photo: Agri
Gubernur Kaltim Awang Faroek ikut menyalakan brong menandai dibukanya Erau 2010 Photo: Agri | | |
Jero berharap kepada jajaran pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk rajin-rajin menggelar pesta untuk rakyat seperti halnya Erau di Kukar.
"Supaya rakyat senang dalam pesta budaya dan bisa membaur, karena tugas kita sebagai pemerintah tentunya untuk menyenangkan rakyat," pesan Menbudpar disambut tepuk tangan meriah ribuan penonton yang memadati Stadion Madya.
Pembukaan Erau 2010 dimeriahkan pula dengan suguhan tari massal bertajuk Semarak Alam Bertuah yang menggambarkan kehidupan masyarakat di Kukar dengan segala kekayaan alam dan keragaman budayanya.
Usai sajian tari massal yang berdurasi sekitar 20 menit itu, acara dilanjutkan dengan kirab budaya yang diikuti tujuh Kabupaten/Kota yang di masa lalu merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Kutai. (win)
|