Tak Ada Dana, Mitra Kukar Kritis
Plt Ketua Umum Mitra Kukar H Fathur Rachman didampingi Manajer Tim H Fahmi saat memberikan keterangan pers usai pertandingan Mitra Kukar vs Deltras Sidoarjo Photo: win
|
KutaiKartanegara.com - 02/02/2010 19:37 WITA
Kekalahan 0-1 dari Deltras Sidoarjo kemarin sore membuat manajemen Mitra Kukar semakin terpukul. Hasil tersebut seolah semakin melengkapi derita tim Naga Mekes yang kini dibelit persoalan dana.
Anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) H Fathur Rachman yang kini diberi mandat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Mitra Kukar mengaku sedih dengan kekalahan tersebut.
"Terus terang saya sedih dengan kekalahan ini. Tapi walau bagaimanapun, anak-anak sudah bermain baik dan berjuang maksimal. Atas nama pengurus, kami minta maaf kepada masyarakat Kukar," ujar Fathur dalam jumpa pers usai pertandingan, Senin (01/02) sore.
Ditambahkan Fathur, dirinya baru kemarin menyaksikan langsung pertandingan Mitra Kukar setelah diberi mandat untuk menjabat sebagai Plt Ketua Umum menggantikan Sugiyanto.
"Saya ikut terjun karena cinta olahraga, terutama sepakbola. Tidak ada kepentingan politik, tetapi murni karena ingin ikut membantu menyelamatkan Mitra yang sudah menjadi kebanggaan Kukar," katanya.
Dikatakan Fathur, Mitra Kukar sangat membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk eksekutif, legislatif maupun masyarakat. "Tanpa dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, Mitra Kukar bisa bubar," cetusnya.
Kendati demikian, Fathur mengaku optimis jika Mitra Kukar masih bisa diselamatkan. "Saya berharap agar Mitra Kukar tetap eksis, karena hanya ini yang jadi kebanggaan kita. Oleh karena itu, saya dan pengurus akan bicarakan masalah ini kepada Pj Bupati Kukar besok (hari ini-red)," katanya.
Senada dengan Fathur Rachman, Manajer Tim Mitra Kukar H Fahmi tak dapat menyembunyikan kekecewaan dan kesedihannya. "Kekalahan ini tentu saja sangat mengecewakan, namun apa boleh buat, ini benar-benar cobaan luar biasa untuk kita," kata Fahmi.
Dikatakan Fahmi, mengurus Mitra Kukar bukanlah suatu pekerjaan mudah, apalagi saat ini tidak ada dukungan dari pemda. Menurut Fahmi, dirinya mendapat tekanan luar biasa, termasuk tuntutan mundur dari supporter.
"Kalau memang tidak maksimal, saya siap mundur. Mungkin ini saat terakhir saya di tim. Tapi saya tidak bisa mundur begitu dan melepas tanggung jawab di saat para pemain masih belum mendapat gaji," ujar Fahmi.
Menurut Fahmi, tersendatnya dana hibah dari Pemkab Kukar sebesar Rp 5 milyar membuat tim Mitra Kukar tertatih-tatih untuk menjalani sisa kompetisi. "Di awal putaran kedua, tim kita tak ubahnya seperti tim tamu. Pemain terpaksa menginap di hotel karena Wisma PKK yang menjadi mess pemain masih ada tunggakan. Untung saja masih ada pihak ketiga atau donatur yang mau membantu," ungkapnya. (win)
|