PMII Metro Kukar Nilai Pemerintahan SBY-Boediono Gagal Demo 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono dilakukan PMII Metro Kukar tepat di tengah jalan depan gedung DPRD Kukar Photo: Agri
Aktivis PMII Metro Kukar Erma Wulandari (kanan) menyerahkan pernyataan sikap mereka kepada Anggota DPRD Kukar Hj Mahdalena Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 29/01/2010 13:13 WITA
Aksi unjuk rasa menyoroti 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono digelar serentak di seluruh Indonesia, termasuk di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong, Kamis (28/01) kemarin.
Aksi ini dilakukan sekitar 20 orang aktvis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Metro Kukar sekira pukul 11.45 WITA di kawasan bundaran Jembatan Aji Imbut. Kemudian dilanjutkan di Jalan Wolter Monginsidi, tepat di depan gedung DPRD Kukar.
Para pengunjukrasa tiba di depan gedung DPRD Kukar sekitar pukul 12.15 WITA. Sejumlah aparat kepolisian dan Satpol PP Kukar yang telah bersiaga sejak pagi hari langsung menutup gerbang masuk ke gedung dewan dan berjaga-jaga di depannya.
Para aktivis PMII Metro Kukar sendiri tak memaksa untuk masuk ke gedung DPRD. Mereka justru melakukan aksinya di tengah jalan sambil berbaris dan berorasi.
Aksi aktivis PMII Metro Kukar membawa poster bergambar Presiden SBY yang diapit foto Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani Photo: Agri | | |
Arus lalu-lintas di jalan utama kota Tenggarong ini pun sedikit terhambat akibat aksi PMII Metro Kukar. Namun sejumlah petugas kepolisian dengan sigap langsung turun untuk mengatur kelancaran lalu-lintas.
Dalam aksinya, PMII Metro Kukar menilai bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah gagal memimpin Indonesia. "Karena banyak kebijakan-kebijakan SBY yang lebih berpihak kepada asing dan menyengsarakan rakyat," cetus Erma Wulandari, salah seorang aktivis PMII Metro Kukar.
Ditambahkannya, bukti konkrit kegagalan pemerintahan SBY adalah dengan diterbitkannya PKP2B dan 1.212 Kuasa Pertambangan di Provinsi Kalimantan Timur. "Ini sangat jauh dari mensejahterakan rakyat yang selalu digembar-gemborkan SBY," tandasnya.
Sementara Koordinator Aksi Sugeng Raharjo mengecam pemerintahan SBY yang dinilainya telah berhasil menjadi jongos kaum neo liberal. "Pemerintahan 5 tahun 100 hari SBY telah nyata menindas rakyat Indonesia dengan sistem Tiga Bebas, yakni investasi, keuangan dan perdagangan kepada kaum modal besar yang beroperasi di seluruh sektor ekonomi Indonesia," ujarnya.
Meski aksi damai PMII Metro Kukar digelar di luar gedung dewan, namun beberapa Anggota DPRD Kukar seperti Sabir Nawir, Guntur, Hj Mahdalena dan I Made Sarwa datang menemui pengunjukrasa.
Mereka mendengarkan orasi yang disampaikan para aktivis PMII Metro Kukar. Sebelum mengakhiri aksinya, pengunjukrasa menyerahkan pernyataan sikap kepada Anggota DPRD Kukar Hj Mahdalena. Setelah itu, pengunjukrasa membubarkan diri dengan tertib. (win)
|