Dinkes Kukar-VICO Indonesia Gelar Penyuluhan TB Paru dan Kesehatan Lingkungan di Muara Badak
Suasana penyuluhan TB Paru dan Kesehatan Lingkungan di desa Gas Alam, Kecamatan Muara Badak, Sabtu (16/07) pagi Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 16/07/2005 19:53 WITA
Upaya untuk melaksanakan kampanye kesehatan guna mendukung program pemerintah mencapai Indonesia Sehat 2010 dan Kutai Kartanegara (Kukar) Sehat 2008 terus digalakkan. Salah satunya adalah penyuluhan tentang TB (Tuberkulosis) Paru dan Kesehatan Lingkungan hasil kerja bareng VICO Indonesia dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar yang digelar di seluruh desa se Kecamatan Muara Badak.
Kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan 7 kali ini selalu mendapat respon positif dari warga Muara Badak. Tak terkecuali penyuluhan yang berlangsung tadi pagi di Desa Gas Alam. Warga begitu antusias untuk mengetahui lebih jauh tentang masalah kesehatan lingkungan dan keluarga yang disampaikan Kepala Puskesmas Muara Badak dr Hj W Nuraida, Novrial dari Dinkes Kukar dan Eko Sudiro dari VICO Indonesia.
Menurut dr Hj W Nuraida, penderita TB Paru di Muara Badak boleh dibilang cukup tinggi. "Saat ini yang masih menjalani terapi ada 15 orang, sementara yang telah mendapatkan perawatan intensif dan telah dinyatakan sembuh jumlahnya mencapai 30 orang," ujarnya.
Ditambahkan dr Hj W Nuraida, lamanya masa pengobatan bagi penderita TB Paru ada 3 kategori. Kategori I selama 6 bulan, kategori II 8 bulan dan kategori III 6 bulan. Untuk mengetahui penderita berdasarkan kategorinya adalah dengan melalui pemeriksaan dahak.
Para pemateri dalam penyuluhan TB Paru dan Kesehatan Lingkungan. Dari kiri ke kanan: Eko Sudiro (VICO Indonesia), dr Hj W Nuraida (Puskesmas Muara Badak) dan Novrial (Dinkes Kukar) Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Menurutnya, penderita TB Paru sebenarnya bisa sembuh asal dia mau memeriksakan diri dan berobat secara teratur, apalagi untuk pengobatan ini tidak dikenakan biaya alias gratis. "Kecuali yang biasa diminta adalah biaya pemeriksaan dahak atau BTA (Basil Tahan Asam) yang besarnya mencapai Rp 2500,- dan itu juga kita melihat kondisi pasien, kalau pasiennya kurang mampu, ya digratiskan aja," tutur Nuraida.
Kepala Puskesmas Muara Badak ini juga bersyukur karena program penyuluhan ke desa-desa bisa terlaksana atas adanya bantuan operasional dari VICO Indonesia sehingga program kesehatan yang ingin disampaikan kepada masyarakat bisa terlaksana dengan baik, seperti program Kesehatan Lingkungan, Higiene dan Sanitasi.
"Selain itu VICO juga telah membantu bubuk Abate kepada masyarakat Muara Badak sehingga penderita Demam Berdarah di daerah ini bisa ditanggulangi. Kami sudah mengerahkan tenaga sukarela untuk membagikan bubuk abate kepada warga. Sampai saat ini bubuk Abate masih tersedia di Puskesmas," ujar dr Hj W Nuraida.
"Jika ada warga yang memerlukan dapat melapor ke Ketua RT, nanti RT yang akan mengambil ke Puskesmas. Abate tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Kami juga menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap oknum yang menjual abate yang kualitasnya sangat diragukan," demikian katanya. (win)
|