Tiga Hari Naik Rakit Antar Persembahan Untuk Sultan Kutai Bengkar atau rakit yang digunakan masyarakat Muara Muntai untuk mengantarkan persembahan buah tangan bagi Sultan Kutai Photo: Agri
Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat (kiri) menerima persembahan buah tangan berupa seekor ayam yang disampaikan Hamrin HW Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/07/2009 13:02 WITA
Ada hal yang menarik pada pesta adat Erau yang digelar tahun ini. Seolah bernostalgia kembali ke masa lalu, perwakilan masyarakat Muara Simpang Lima sungai Mahakam mempersembahkan buah tangan kepada Sultan Kutai.
Buah tangan tersebut merupakan hasil panen dari masyarakat Muara Muntai, mulai dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan hingga hasil hutan.
Yang unik, prosesi persembahan buah tangan bagi Sultan Kutai ini dilakukan dengan menggunakan rakit besar yang disebut Bengkar. Bengkar yang dilengkapi sebuah pondok itu diberangkatkan dari Kecamatan Muara Muntai sejak Kamis (23/07) lalu.
Setelah 3 hari menyusuri alur sungai Mahakam, Bengkar akhirnya merapat di dermaga depan Museum Mulawarman, Tenggarong, pada Minggu (26/07) pagi, tepat pada hari-H pembukaan Erau 2009.
Buah tangan bagi Sultan Kutai tersebut kemudian diserahkan secara simbolis oleh Camat Muara Muntai Hamrin HW dan perwakilan masyarakat Muara Simpang Lima sungai Mahakam kepada putra mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat usai upacara adat Mendirikan Ayu.
Menteri Sekretaris Keraton Kesultanan Kutai HAP Gondo Prawiro atas nama Sultan mengucapkan terima kasih atas sumbangan hasil panen dari masyarakat Muara Muntai. "Mari bersama-sama kita sukseskan pesta adat Erau 2009," ujarnya.
Sementara dikatakan Hamrin HW, prosesi persembahan buah tangan dengan menggunakan rakit ini merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Muara Simpang Lima sungai Mahakam sejak ratusan tahun lalu saat akan menghadiri perayaan Erau.
Adapun persembahan buah tangan yang disampaikan pada perayaan Erau 2009 ini, lanjut Hamrin, terdiri dari 10 kaleng beras, 2 ikat Ikan Salai, 1 ikat Gula Habang, 7 buah Semangka, 11 buah Labu Kuning, 2 buah Labu Putih, 7 kg Terong, 1 ikat rotan, 7 biji Rebung, 1 ekor burung Pa'baru dan 40 ekor ayam.
"Tujuan dari dilaksanakannya prosesi ini adalah untuk membangkitkan kembali budaya asli Erau di masa lalu, serta menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap Baginda Sultan Kutai, junjungan rakyat Kutai Kartanegara," demikian kata Hamrin. (win)
|