Dari Ritual Beluluh Sultan Kutai Berharap Berkah Beras Tambak Karang Warga berebut untuk meraup segenggam beras Tambak Karang yang telah digunakan Sultan Kutai untuk upacara adat Beluluh Photo: Agri
Beberapa bocah mengumpulkan beras Tambak Karang yang tersisa ke dalam gelas plastik Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 20/12/2008 12:55 WITA
Suasana di depan Keraton Kutai Kartanegara saban sore selalu riuh usai pelaksanaan upacara adat Beluluh terhadap Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II.
Pasalnya, banyak warga yang berebut mengumpulkan beras Tambak Karang yang telah digunakan Sultan Kutai untuk upacara adat Beluluh.
Tak hanya anak-anak, orang dewasa hingga lanjut usia pun rela berdesak-desakan untuk sekedar meraup segenggam beras berwarna-warni itu.
Warga antusias untuk memperoleh beras Tambak Karang yang diyakini membawa berkah bagi yang menyimpannya Photo: Agri | | |
Mereka meyakini, beras Tambak Karang itu dapat mendatangkan berkah atau peruntungan tersendiri bagi mereka yang menyimpannya.
Seperti yang dilakukan Lida (13) dan rekan-rekannya. Pelajar SLTP asal Kecamatan Sebulu ini rela datang jauh-jauh dari desanya untuk melihat Sultan Kutai melaksanakan Beluluh.
Ketika para abdi istana menggelar tikar rotan berisi beras Tambak Karang tepat di depan tangga Keraton, serentak mereka bersama warga lain menyerbu tikar itu untuk meraup beras yang terdiri dari 7 warna berbeda itu.
Lida (kanan) dan rekannya berdoa mengharapkan kebaikan di masa mendatang Photo: Agri | | |
"Mudah-mudahan naik kelas. Mudah-mudahan banyak rezeki," doa Lida diamini rekan-rekannya usai memperoleh beras Tambak Karang. Mereka pun terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa menyampaikan harapan-harapan dan kebaikan-kebaikan di masa mendatang.
Sekedar informasi, Tambak Karang sendiri merupakan hiasan dari beras warna-warni yang digunakan sebagai alas upacara adat bagi Sultan Kutai seperti Beluluh maupun Bepelas.
Ada beberapa macam pola Tambak Karang, di antaranya naga, lembuswana, daun, bunga dan lain sebagainya. Selama berlangsungnya Erau, pola Tambak Karang selalu berbeda-beda bentuknya dari hari ke hari. (win)
|