Dari FKN VI Gowa - Sulawesi Selatan (2) Suguhkan Tarian Keraton dan Pengantin Bangsawan Kutai Usai menyuguhkan kesenian keraton, H Adji Pangeran Haryo Suryo Adi Nata menyerahkan cenderamata kepada Sultan Gowa Andi Kama Andi Idjo Photo: Humas Kukar/Betty
Suguhan kesenian Keraton Kutai mendapat sambutan hangat dari para penonton Photo: Humas Kukar/Betty
|
KutaiKartanegara.com - 19/11/2008 23:20 WITA
Rombongan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dalam Festival Keraton Nusantara (FKN) VI Gowa ikut ambil bagian dalam Pagelaran Seni yang berlangsung pada Minggu (16/11) malam di Istana Tamalate, Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam pagelaran seni ini, Keraton Kutai menampilkan Tari Topeng Kemindhu, Tari Ganjar Ganjur dan peragaan busana pengantin bangsawan Kutai yang dibawakan langsung oleh anggota kerabat Kesultanan Kutai.
Untuk pasangan pengantin bangsawan Kutai, misalnya, diperagakan cucu Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II. Mereka adalah Adji Ades Carita Buana bin H Adji Pangeran Haryo Suryo Adi Nata dan Adji Melinda Delina Sari binti H Adji Pangeran Adipati Prabu Anum Surya Adiningrat.
Menurut Menteri Sekretaris Keraton H Adji Raden Mohd Gondo Prawiro, Tari Topeng Kemindhu ini menggambarkan kelincahan dan kegesitan seorang putri dalam menari, yang sedang bermain-main dalam suatu taman yang indah sambil menghirup udara yang segar. "Setelah menari, sang putri kembali ke dalam puri untuk beristrihat," ujarnya.
Suguhan tari Ganjar Ganjur yang dipersembahkan anggota Kerabat Kesultanan Kutai di FKN VI Gowa Photo: Humas Kukar/Betty | | |
Sedangkan pada peragaan busana pengantin, lanjutnya, menggunakan busana pengantin yang disebut Antakesuma. "Pakaian ini biasa digunakan bangsawan Kutai dalam melaksanakan perkawinan," katanya.
Yang menarik, pengantin wanita wajib mengenakan sepasang gelang lolak diatas gelang pola di kakinya. Sehingga bila berjalan menimbulkan bunyi gemerincing.
Pasangan pengantin bangsawan Kutai juga mengenakan mahkota di kepalanya. Mahkota untuk pengantin wanita disebut Sekar Suhun, yang dilengkapi berbagai hiasan.
Sedangkan mahkota bagi pengantin pria disebut Gorda Mungkur, yang dilengkapi sepasang gerak gempa hiasan pada Gorda Mungkur, sepasang sumping atau hiasan yang menyuntai di kedua sisi Gorda Mungkur, Cecunduk dan sepasang Kerno.
Suguhan seni yang dibawakan Kerabat Kesultanan Kutai ini mendapat sambutan antusias dari ratusan penonton yang menyaksikan, termasuk Sultan Gowa Andi Kama Andi Idjo, dan bangsawan dari Keraton/Istana lainnya.
Usai pagelaran, dilakukan penyerahan cenderamata kepada Sultan Gowa Andi Kama Andi Idjo oleh pihak Kerabat Kesultanan Kutai diwakili H Adji Pangeran Haryo Suryo Adi Nata dan Plh Kepala Dinas Pariwisata & Budaya Kukar H Fahrodin. (win)
|