Ishack Iskandar: Pilkada Kukar Sukses dan Demokratis

Para petugas KPPS di Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, ketika mulai melakukan penghitungan suara. Secara umum Pilkada di Kukar berlangsung aman, tertib dan lancar. Photo: Agri

KutaiKartanegara.com - 03/06/2005 21:39 WITA
Pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) periode 2005-2010 pada tanggal 1 Juni 2005 lalu telah berjalan demokratis dan sukses. Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kukar HM Ishack Iskandar SE melalui siaran persnya mengatakan, ada 5 indikator suksesnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung yang pertama di Indonesia ini.

"Pertama, pemilih menggunakan hak pilihnya tanpa ada paksaan dan intimidasi. Kedua, petugas Pilkada menjalankan tugasnya dengan jujur dan adil. Ketiga, adanya panitia pengawas dan pemantau independen yang mengawasi jalannya Pilkada khususnya pemungutan dan penghitungan suara," kata Ishack.

Kemudian yang keempat, masyarakat secara umum menerima hasil pilkada. Dan kelima, laporan hasil pemantauan pemantau Pilkada menyatakan Pilkada Kabupaten Kutai Kartanegara berjalan secara demokratis.

Ditambahkan Ishack, 4 lembaga pemantau Pilkada Kukar yang terdiri dari Aliansi Aktivis Kukar (A2K), Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Forum Himpunan POKJA 30, dan Komisi Pemantau Pilkada Langsung (KPPL) HMI Cabang Tenggarong, belum melaporkan adanya pelanggaran serius pada pelaksanaan Pilkada Kukar.

Pokja 30 bekerjasama dengan NDI (National Democratic Institute) yang melakukan Quick Count (penghitungan cepat) dan survey terhadap perilaku pemilih bahkan menyatakan pelaksanaan Pilkada pertama di Indonesia ini dinilai aman, transparan dan sesuai dengan aturan dan prosedur.

Dari hasil pemantauan Pokja 30, di 98,43% TPS tidak terjadi intimidasi dan di 98,95% TPS tidak ada kekerasan. Pemantau dari Pokja 30 menilai proses pemungutan dan penghitungan suara telah berjalan secara langsung, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil.

"Sukses penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kukar secara langsung ini merupakan prestasi seluruh masyarakat Kukar dan menjadi sukses nasional. Karena Pilkada Kukar merupakan Pilkada pertama di Indonesia, sejarah ini tentunya akan dicatat secara khusus dalam memori rakyat Indonesia khususnya masyarakat Kukar," kata Ketua KPUD Kukar.

Ishack juga mengakui dalam Pilkada Kukar ini ada beberapa kasus yang mencuat terkait dengan laporan dari salah satu pasangan calon, tetapi sifatnya sangat kasuistis yakni kasus mark up suara di TPS 04 Desa Mekar Baru (Kecamatan Muara Badak) dan pemilih yang tidak menggunakan kartu pemilih di TPS 24 Kelurahan Muara Jawa Ulu (Kecamatan Muara Jawa).

"Kasus mark up suara yang dituduhkan oleh salah satu pasangan calon di TPS 04 Mekar Baru, Kecamatan Muara Badak, dinyatakan hasil pemungutan dan penghitungan suara sah karena seluruh mekanisme dan prosedur pemungutan dan penghitungan suara telah sesuai. Selanjutnya bila ada gugatan, maka kami akan mematuhi apapun keputusan pengadilan," tandasnya.

Untuk kasus TPS 24 Muara Jawa Ulu, lanjut Ishack, pihaknya telah mengambil keputusan untuk melakukan pencoblosan ulang yang akan digelar besok Sabtu (04/06). "Dua kasus tersebut tidak mengurangi kualitas demokrasi yang telah terjadi pada Pilkada Kukar. Sebagaimana kita ketahui, gugatan hasil pemilu merupakan hal yang lumrah di negara mana pun dan wewenang Mahkamah Agung lah untuk memutuskannya. Yang utama adalah pelaksanaan Pilkada secara umum berlangsung demokratis," pungkas Ishack Iskanda. (win)