Guru TK se-Muara Jawa Dilatih Profesionalisme Mendidik
Surati (kanan) mendaulat salah seorang guru untuk menyanyikan lagu anak-anak TK Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 28/08/2008 12:45 WITA
Upaya BPMIGAS-VICO Indonesia untuk terus memajukan dunia pendidikan di wilayah operasinya semakin intensif dilakukan. Seperti halnya pelatihan peningkatan profesionalisme guru, Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD yang berlangsung di Ruang Laboratorium SMPN 1 Muara Jawa baru-baru ini.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Ridwansyah, pelatihan ini terselenggara atas kerjasama BPMIGAS-VICO Indonesia dengan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Muara Jawa.
"Pelatihan diikuti 55 guru dari 11 TK se-Muara Jawa dan Pengawas TK/SD. Kegiatan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 25 hingga 27 Agustus 2008," ujar Ridwansyah yang sehari-harinya bertugas di Cabang Dinas Pendidikan Muara Jawa.
Sementara Pengawas TK/SD, Nurjali yang mewakili Kepala Cabang Dinas Pendidikan mengatakan bahwa para guru TK 95 % adalah pengabdian. "Tugas mengajar di TK jauh lebih sulit dari pada mengajar di SD, apalagi tingkat lanjutan.
"Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa di TK peningkatan bukan bagaimana anak bisa baca, tapi bagaimana anak bisa bermain sambil belajar. Jangan paksakan anak bisa baca, itu kesalahan fatal," katanya lagi.
Nurjali secara spesial menyampaikan terima kasih kepada BPMIGAS-VICO Indonesia atas kepeduliannya terhadap para guru di Muara Jawa. Selama ini guru-guru TK kurang diperhatikan. "Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi khusus kepada VICO Indonesia yang begitu peduli terhadap kemajuan dunia pendidikan di Muara Jawa," ujarnya.
Sementara mentor Dr Budi Rahardjo MS mengatakan, pendidikan di TK harus mampu memberi kesempatan kepada anak untuk menikmati keindahan hidup pada masanya.
Suasana pelatihan profesionalisme guru TK di Muara Jawa baru-baru ini Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
"Jangan dipaksa belajar belajar membaca, menulis dan berhitung (calistung-red) jika belum siap. Memaksakan pengajaran baca tulis hitung, sama saja dengan merampas kehidupannya," ujar Budi yang sehari-harinya adalah staf pengajar FKIP Unmul ini.
Jangan pula guru-guru SD bersikap over acting menggelar tes masuk bagi calon murid baru. "Paling banter, anak-anak diajak ngobrol. Kemudian ditanya nama orangtuanya dan cita-citanya. Kalau mereka bisa menjawab lancar saja sudah bagus," imbuhnya.
Dilihat dari kacamata psikologi perkembangan, lanjut Budi, yang paling diperlukan pada masa pendidikan TK adalah pengembangan aspek psikologis. Teori akademis, seperti calistung tidak diperlukan, kecuali kalau sudah terlihat jelas ada minat dan kesiapan berhitung, menulis dan membaca pada anak itu. Indikatornya adalah anak sering bertanya tentang bacaan atau angka-angka tertentu.
Dalam pelatihan tersebut juga diberikan materi tentang Salah Kaprah Pemaksaan Calistung pada Anak Pra Sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Taman Kanak-Kanak, Pembelajaran Area dan Praktek Pembuatan Satuan Kegiatan Harian (SKM) & Satuan Kegiatan Harian (SKH) Berbasis Area.
Suasana pelatihan berlangsung ceria dan diselingi dengan kegiatan menyanyi. Tak ayal para guru TK se-Kecamatan Muara Jawa duduk manis sembari diajarkan berbagai nyanyian khas TK.
Kendati yang diberi pelajaran adalah orang dewasa, namun tetap saja ada kesalahan dalam menerima informasi yang disampaikan oleh tutor. Seperti halnya ketika guru TK diminta menyebutkan nama sambil bernyanyi, ternyata banyak guru yang salah.
"Nah ibu-ibu bisa lihat sendiri. Jangankan anak-anak TK, kita sendiri yang sudah dewasa seperti ini toh tidak bisa juga menerima pelajaran dalam sekejap. Demikian halnya dengan murid TK. Disinilah perlunya kesabaran kita dalam mendidik anak-anak," ujar Surati yang juga mentor pada pelatihan itu.
Setelah peserta mendapatkan materi selama 27 jam, Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Guru yang merupakan implementasi dari program Pengembangan Masyarakat VICO Indonesia ini berakhir Rabu (27/08) kemarin. (bas)
|