Menpora Kagum Warisan Budaya Kesultanan Kutai
Menpora Adhyaksa Dault mendengarkan penjelasan dari Sultan Kutai mengenai tari Kanjar Ganjur yang dibawakan penari keraton Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 10/08/2008 15:56 WITA
Meski telah beberapa kali berkunjung ke Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Menteri Negara Pemuda & Olahraga (Menpora) RI Adhyaksa Dault belum pernah sekalipun menyaksikan langsung warisan budaya Kesultanan Kutai.
Oleh karena itu, dalam kunjungan kerjanya selama 4 hari di Kalimantan Timur, Menpora RI Adhyaksa Dault beserta para pejabat di lingkungan Kementerian Negara Pemuda & Olahraga RI, Sabtu (09/08) kemarin, menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II.
Menpora RI tiba sekitar pukul 15.30 WITA di Kedaton Koetai Kartanegara dan langsung disambut dengan ritual adat Tempong Tawar yang dilakukan Putera Mahkota AP Adipati Praboe Anoem Adiningrat.
Saat bertemu dengan Sultan HAM Salehoeddin II, Adhyaksa Dault pun kembali menjalani ritual adat. Kali ini adalah ritual Ketikai Lepas yang dilakukan langsung oleh Sultan Kutai.
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II menyambut Menpora Adhyaksa Dault dengan adat Ketikai Lepas Photo: Agri | | |
"Saya sangat terkesan dengan keindahan dan kemegahan istana ini. Apalagi Kesultanan Kutai ini merupakan pewaris dari kerajaan tertua di Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini," ujar Menpora RI.
Menpora RI juga mengaku kagum dengan keindahan alam dan kota Tenggarong. "Di sini enak, ada sungai (Mahakam,red), nggak ada gunung berapi. Mungkin suatu saat nanti ibukota negara pindah ke sini,
" ujar Adhyaksa Dault disambut tepuk tangan para undangan, termasuk Plt Sekkab HM Aswin dan Ketua DPRD Rachmat Santoso.
Sementara Sultan Kutai melalui Menteri Sekretaris Keraton HAR Mohd Gondo Prawiro mengatakan, sejak tahun 1960 Kesultanan Kutai tidak lagi sebagai pusat pemerintahan dan politik setelah dihapusnya Daerah Istimewa Kutai. "Namun kini Kesultanan Kutai dihidupkan kembali sebagai upata melestarikan budaya Kutai yang adi luhung," ujarnya.
Warisan adat istiadat dan tata krama yang berasal dari Keraton, lanjutnya, terbudayakan menjadi perilaku masyarakat, terlebih lagi dengan kepemimpinan Sultan sudah barang tentu Keraton mempunyai tempat di hati masyarakat. "Dimana keteladanan keraton menjadi kearifan lokal," katanya.
Kunjungan silaturahmi Menpora dengan Sultan Kutai ini diakhir dengan tukar menukar cenderamata. Dalam kesempatan tersebut, Menpora dan rombongan disuguhi tarian adat Kanjar Ganjur yang dibawakan 3 orang penari. (win)
|