Akibat Kenaikan Harga BBM Harga Minyak Goreng Bersubsidi Naik
Pasar murah yang diserbu warga Photo: Joe
|
KutaiKartanegara.com - 26/06/2008 22:39 WITA
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), ternyata berdampak pula pada harga minyak goreng (Migor) Bersubsidi bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) yang mulai disalurkan serentak Rabu (18/6) lalu di wilayah Kutai Kartanegara.
Kenaikannya mencapai Rp.500 dari yang telah ditetapkan sebelumnya Rp10.000/liter. Kasubdin Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindakop) Kukar, Ir H Ibran Nuryadi MM saat ditemui di lokasi penyaluran Migor Desa Loh Sumber Kecamatan Loakulu Sabtu (21/6) lalu mengatakan, kenaikan itu dilakukan pihak distributor karena adanya penambahan ongkos angkut akibat kenaikan BBM.
Namun demikian tambah Ibran Nurhadi kenaikan tersebut dapat dimengerti sebagian besar warga. “Karena masih cukup murah yaitu Rp10.500/liter, ketimbang di pasaran yang mencapai Rp13.000 hingga 15.000/liter,” ujarnya.
Antusias warga membeli migor bersubsidi ini terbukti dari 6.220 liter migor yang ditujukan bagi 3.110 KK di Kecamatan Loakulu ternyata habis terjual dalam beberapa jam saja.
Menurutnya penyaluran migor bersubsidi di wilayah Kukar ini merupakan penyaluran tahap I dari tiga tahap yang direncanakan. “Ditahapan ini di salurkan 80.000 liter tersebar di 15 dari 18 Kecamatan se Kukar,” katanya.
Dikatakannya pula penyaluran migor dilakukan dengan menggelar pasar murah di setiap kecamatan berkerjasama pihak Camat dan Kepala Desa/Lurah. Untuk mendapatkan Migor bersubsidi setiap Kepala Keluarga (KK) RTM mendapat jatah 2 liter dengan terlebih dahulu menyerahkan kupon yang sebelumnya telah dibagi-bagikan kantor Desa/Kelurahan masing-masing.
Sedang yang berhak menerima subsidi migor adalah warga yang berpenghasilan rendah/RTM, Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat (IKKR), Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) serta pegawai honorer. Sementara warga dari Desa Jembayan Kecamatan Loakulu, Jamiatun mengakui keluarganya merasa terbantu dengan adanya subsidi migor ini. “Karena lebih murah dari pasar,” ujarnya.
Jamiatun dalam pasar murah ini sempat menenteng beberapa kemasan migor dalam plastik, karena menurutnya titipan dari tetangganya yang juga warga miskin. “Tetangga saya menitipkan kupon untuk diambilkan jatahnya, jika mengambil masing-masing, harus mengeluarkan dana lagikan,” ucapnya. (Joe)
|