Mahasiswi Akbid Kukar Husada Ucapkan Janji
Mahasiswi Akbid saat mengucapkan janji Photo: Humas Kukar-Noor Aida
|
KutaiKartanegara.com - 07/06/2008 08:07 WITA
Setelah berhasil menyelesaikan Semester kedua tahun akademik 2007/2008 dengan baik, 60 mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Kutai Kartanegara Husada Tenggarong Angkatan I, Kamis (05/06) lalu mengikuti prosesi Pengucapan Janji dan Pemasangan Kap Calon Bidan di Tenggarong.
Prosesi tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara Pengucapan Janji secara simbolis oleh seorang mahasiswi bersama Direktur Akbid Kukar Husada Hj Minarti SST. Sementara itu, tiga di antara mahasiswi yaitu Lia Risti, Ummi dan Masniah, dinyatakan sebagai mahasiswi terbaik di angkatan pertama ini.
Dikatakan Direktur Akbid Kukar Husada Tenggarong, Hj Minarti, prosesi Pengucapan Janji dan Pemasangan Kap berupa tudung kepala bagi seluruh mahasiswa Akbid Kukar Husada ini bukan hanya kegiatan seremonial belaka, namun merupakan langkah awal dalam memberikan tanggung jawab mahasiswi terhadap profesinya di bidang kebidanan kelak.
Sedang mata kuliah yang diberikan bagi mahasiswi Akbid Kukar Husada porsinya 60 persen praktek Klinik dan sisanya teori. "Untuk praktek Klinik baru dilakukan di laboratorium kampus dan akan terus dikembangkan hingga di luar kampus seperti Rumah Sakit dan Rumah Bersalin," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kaltim diwakili Kabid Sarana Kesehatan, drg Suharsono, dalam sambutannya menyatakan, pihaknya menyambut baik diadakannya prosesi.
"Hal ini penting sebagai tonggak awal berprofesi sebagai bidan. Terlebih kehadiran Akbid Kukar Husada merupakan pertama yang ada di wilayah Kabupaten di Kaltim" ujarnya.
Dikatakan pula, setiap tahun tenaga bidan di Provinsi Kaltim masih mengalami kekurangan. Karena idealnya untuk 1.000 penduduk harus ada seorang bidan. "Sehingga kekurangan tenaga bidan di Kaltim itu rata-rata mencapai 400 orang," imbuhnya.
Menyinggung tentang tingkat kematian ibu dan anak akibat melahirkan di Kaltim dan Indonesia, menurut Suharsono, pada umumnya masih tinggi yaitu sekitar 300 per 100 ribu kelahiran. Padahal di negara maju seperti Singapura hanya ada 4 kematian per 1.000 kelahiran.
Masih tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan ini, lanjutnya, dapat merefleksikan masih buruknya tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Kendati setiap tahunnya angka ini terus menunjukkan kecenderungan yang menurun walau tidak signifikan.
Sementara Bupati Kukar diwakili Plt Asisten I Pemkab Kukar Edy Damansyah mengharapkan, upacara inisiasi melalui prosesi pengucapan janji dan pemasangan kap bidan ini mampu dapat memotivasi mahasiswi Akbik Kukar Husada untuk terus meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.
Hal ini penting karena sebagai bidan pengalaman dan wawasan menjadi sangat dominan dalam profesinya, sehingga masyarakat percaya dan dapat menerimanya. "Selama ini masyarakat terutama di pedesaan percaya pada dukun beranak, karena mereka memiliki pengalaman dalam menangani persalinan," ujarnya.
Kepada para orangtua mahasiswa, Plt Bupati meminta agar tetap memberikan dukungan penuh kepada anak-anak mereka yang kuliah di Akbid Kukar Husada. "Tanpa ada dukungan yang memadai dari orangtua, mustahil mahasiswi akan berhasil dalam profesinya dimasa mendatang," demikian ujarnya. (Joe)
|