Khidmat dan Semarak, Peringatan Maulid & Haul Akbar Kesultanan Kutai Plt Bupati Kukar Samsuri Aspar bersama Putera Mahkota Kesultanan Kutai dan Menteri Sekretaris Keraton memasang Bunga Lompo di pusara permaisuri Sultan AM Moeslihoeddin Photo: Agri
Plt Bupati Kukar Samsuri Aspar bersama Putera Mahkota Kesultanan Kutai, Menteri Sekretaris Keraton dan Plt Sekkab HM Aswin memasang Bunga Lompo di pusara permaisuri Sultan AM Moeslihoeddin Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 20/03/2008 17:30 WITA
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkai dengan Haul Akbar leluhur kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura berlangsung semarak dan penuh khidmat tadi pagi.
Ribuan umat Muslim se-Kalimantan Timur (Kaltim) tumpah ruah memadati Masjid Jami' Hasanuddin yang berada di lingkungan istana Kesultanan Kutai itu. Yang menarik, peringatan Maulid ini ditandai pula dengan pelepasan Nasi Tambak atau gunungan ketan oleh Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II yang di akhir acara diperebutkan oleh warga.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh pihak Kesultanan Kutai ini terasa begitu istimewa dengan kehadiran para pejabat teras yang ada di daerah ini. Sebut saja Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh, Plt Bupati Kukar Samsuri Aspar, dan Bupati Kutai Timur H Awang Farouk Ishack.
Calon Gubernur Kaltim Nusyirwan Ismail, mantan Pjs Bupati Kukar H Awang Dharma Bakti, mantan Bupati Kutai H Awang Faisyal, Plt Sekkab Kukar HM Aswin serta pejabat Muspida Kukar juga turut hadir dalam acara ini.
Habib Mustafa Mash'ud (kanan) saat menyampaikan hikmah Maulid Photo: Agri
Suasana peringatan Maulid Nabi dan Haul Akbar di Masjid Jami' Hasanuddin, Tenggarong Photo: Agri | | |
Ketua Panitia Pelaksana HAP Adi Kusuma dalam laporannya mengatakan, peringatan Maulid Nabi dan Haul Akbar kali ini dimaksudkan untuk meneladani Nabi Muhammad SAW serta mewarisi nilai-nilai luhur para raja dan ulama dalam berjuang membangun bangsa dan negara khususnya menegakkan ajaran agama Islam di tanah Kutai.
Sementara Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II dalam sambutannya yang dibacakan Menteri Sekretaris Keraton HAR Gondo Prawiro mengatakan, berdasarkan fakta sejarah, agama Islam sudah dikenal sejak jauh sebelumnya dimana pada abad ke–14 pada masa pemerintahan Maharaja Sultan dan Raja Mandarsyah.
"Akan tetapi agama Islam baru menjadi agama kerajaan pada abad ke-16 saat pemerintahan Raja Makota Mulia Islam dimana agama Islam dibawa oleh Tuanku Tunggang Parangan," ujarnya.
Sultan juga berharap agar masyarakat di daerah ini selalu menjaga persatuan dan kesatuan serta terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, berilmu tinggi, berbudaya dan Islami, sehingga mampu mengelola sumber daya alam untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. "Dan tidak bosan-bosannya saya ingatkan kembali jangan sekali-kali mengecewakan dan menyakiti hati rakyat, jauhi kezoliman dan KKN," pesannya.
"Mari kita bangun tanah Kutai bersama-sama komponen bangsa lainnya, sehingga tercipta keadaan yang kondusif untuk membangun bangsa dan negara kesatuan republik indonesia yang kita cintai," demikian amanat Sultan Kutai.
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II mencicipi ketan Nasi Tambak sebelum dibawa ke masjid Photo: Agri | | |
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid tertua di Tenggarong ini ditandai pula dengan penyampaian siraman rohani hikmah Maulid oleh Habib Mustafa Mas'ud dari Jakarta.
Usai acara dan santap siang, Putera Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat bersama kerabat Kesultanan Kutai, Gubernur Kaltim, Plt Bupati Kukar dan Bupati Kutai Timur melakukan ziarah di 4 pusara Sultan yang ada di lingkungan pemakaman Keraton.
Upacara ziarah ini ditandai dengan pemasangan rangkaian Bunga Lompo di pusara Sultan AM Moeslihoeddin, Sultan AM Salehoeddin, Sultan AM Soelaiman dan Sultan AM Parikesit. Kemudian upacara ziarah dilanjutkan ke makam Sultan AM Alimoeddin yang berada di kuburan Kelambu Kuning, Kelurahan Melayu.
Rencananya, upacara ziarah akan kembali dilanjutkan pada Senin (24/03) mendatang di ibu kota pertama Kesultanan Kutai yang berada di Kutai Lama, Kecamatan Anggana, dan daerah Pemarangan, Kecamatan Loa Kulu. (win)
|