Banjir di Kembang Janggut Tidak Parah Banjir akibat luapan air sungai sudah mulai surut di Kembang Janggut Photo: Humas Kukar/Norida
Asisten IV HM Ghufron Yusuf menyerahkan bantuan obat-obatan kepada Sekcam Kembang Janggut Photo: Humas Kukar/Norida
|
KutaiKartanegara.com - 13/03/2008 21:15 WITA
Tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) belakangan ini telah meningkatkan debit air sungai Mahakam dan anak-anak sungai lainnya di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar).
Banjir akibat luapan air sungai yang lumrah terjadi di daerah ini telah merendam sejumlah desa di wilayah Kecamatan Kembang Janggut. Kendati banjir yang merendam wilayah Kembang Janggut itu masih dalam taraf aman, aktivitas belajar-mengajar di kecamatan tersebut sempat terhenti lantaran halaman sejumlah sekolah terendam air yang cukup tinggi.
Untuk mengetahui langsung kondisi banjir di wilayah tersebut, Asisten IV Bidang Kesra & Humas Pemkab Kukar HM Ghufron bersama tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kukar dan pejabat dari dinas/instansi terkait melakukan peninjauan ke Kecamatan Kembang Janggut, Selasa (11/03) lalu.
Kedatangan rombongan Asisten IV ini diterima Sekretaris Camat (Sekcam) Zulkifli dan para Kepala Desa (Kades) se-Kecamatan Kembang Janggut yang wilayahnya terendam banjir.
Menurut Sekcam Zulkifli, dari laporan beberapa Kades menunjukkan bahwa secara keseluruhan banjir kali ini tidak mempengaruhi aktifitas warga. "Hanya tujuh dari 11 desa yang tergenang air," katanya.
Banjir di tujuh desa itu hanya kejadian alam yang rutin terjadi setiap tahun, karena luapan air akibat hujan di atas normal yang terjadi di hulu sungai Tabang. Namun demikian tambahnya, banjir kali ini mengakibatkan banyak sekolah terutama di tujuh desa itu meliburkan muridnya.
Hal ini disebabkan beberapa sekolah tergenang air dan jalan menuju sekolah juga tergenang luapan banjir. "Namun beberapa hari terakhir ini ketinggian air sudah menurun sekitar 20 cm hingga 50 cm dibanding saat puncaknya pada Jumat (07/03) pekan lalu yang mencapai dada orang dewasa atau sekitar 1 meter," ujarnya.
Ditambahkannya, tidak ada korban jiwa akibat dampak banjir maupun serangan penyakit pasca banjir hingga saat ini. Bahkan tanaman pangan seperti padi dan palawija milik warga di beberapa desa yang terendam sempat diselamatkan dengan cara dipanen awal sebelum waktunya.
Sementara dikatakan Asisten IV Ghufron Yusuf, pihaknya mengetahui dari pemberitaan media bahwa banjir yang melanda Kembang Janggut ini kondisinya sudah parah. "Ternyata banjir di kecamatan ini tidak terlalu parah seperti yang diberitakan, buktinya tidak ada warga yang mengungsi," ujarnya.
Namun demikian, Ghufron menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan banjir akibat luapan air sungai yang ada di wilayah Kukar, termasuk di Kembang Janggut.
Dalam kesempatan itu Asisten IV meminta pihak Kecamatan untuk tetap mendata kerugian akibat banjir. "Data-datanya harus valid dan jangan mengada-ada karena akan dipertanggung jawabkan," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kukar Bahrul meminta guru di daerah itu tidak terlalu lama meliburkan muridnya, mengingat Ujian Nasional (UN) sudah semakin dekat yakni pada April mendatang.
Dia berharap guru bersama orangtua murid untuk mencari solusi jika air terus menggenangi bangunan sekolah. "Jika memungkinkan proses belajar mengajar bisa dilaksanakan di rumah warga yang tidak kena banjir atau bangunan lain misalnya di rakit," ujar Bahrul.
Dalam kunjungan tersebut, Tim Satlak PB Kukar juga menyerahkan bantuan berupa obat-obatan di antaranya obat anti infeksi dan anti alergi yang diterima secara simbolis oleh Sekcam Zulkifli. (joe)
|