Pertama di Kaltim, Kukar Panen Padi Metode SRI
Padi hasil metode SRI yang dipanen Plt Bupati Kukar Samsuri Aspar dan pejabat Muspida di Tenggarong Seberang, Rabu (05/03) kemarin Photo: Humas Kukar/Rahman
|
KutaiKartanegara.com - 06/03/2008 20:12 WITA
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menorehkan prestasi. Kali ini di sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan padi sawah dengan menerapkan metode SRI (System of Rice Intensification).
Metode ini untuk pertama kalinya diterapkan di Provinsi Kaltim pada areal persawahan percontohan milik Kelompok Tani Ngudi Kamulyan, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Menandai keberhasilan pelaksanakan metode SRI ini, pihak Dinas Pertanian Kukar melakukan acara syukuran yang diawali dengan panen raya perdana oleh Plt Bupati Kukar Samsuri Aspar dan pejabat Muspida, Rabu (05/03) kemarin di areal persawahan Kelompok Tani Ngudi Kamulyan.
Dari panenan perdana ini, dihasilkan ubinan sebesar 8,3 ton per hektar, yang sekaligus merupakan perolehan hasil panen terbesar padi sawah di Kukar selama ini.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kukar H Hairul Anwar Yusuf, teknologi budidaya padi dengan menerapkan metode SRI merupakan program pembinaan dan pengembangan tanaman pangan sesuai dengan konsep program Gerbang Dayaku Tahap II yang diterapkan pihaknya.
Ketua DPRD Kukar Rachmat Santoso menyerahkan bantuan alat penyemprot hama kepada petani Tenggarong Seberang Photo: Humas Kukar/Rahman | | |
Sedang tujuannya adalah selain untuk meningkatkan produksi dan produktivitas mutu produk juga menjadi contoh bagi para petani lainnya. "Sehingga akhirnya yang kita inginkan bersama, yaitu pendapatan petani semakin meningkat dan lapangan kerja sektor pertanian semakin diminati," ujarnya.
Sasaran lain dari program SRI ini, lanjutnya adalah ingin tetap mempertahan Kukar sebagai lumbung pangan di Kaltim dan 'juragan beras' di Indonesia.
Sementara Plt Bupati Samsuri Aspar mengatakan, setiap tahun Pemkab menaikkan alokasi anggaran pembangunan untuk pengembangan bidang pertanian, khususnya tanaman pangan padi.
Tujuannya agar secara bertahap permasalahan mendasar yang ada di bidang ini dapat diatasi dengan baik sekaligus mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Sedangkan untuk program melestarikan swasembada pangan khususnya beras, Pemkab Kukar terus mendorong peningkatan produksi padi dan perluasan areal tanam melalui percetakan sawah baru dan pengembangan teknologi. "Salah satunya adalah dengan menerapkan metode SRI ini," ujarnya.
Menghadapi pesatnya permintaan akan bahan pangan beras saat ini, Samsuri mengajak seluruh petani dan kelompok tani tidak tergoda menjual lahan untuk kegiatan–kegiatan di luar pertanian. "Agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari," ujarnya.
Dia juga berharap petani terus mempertahankan keberhasilan dan kekompakan kelompok tani yang telah terjalin baik selama ini. Karena keberhasilan Kukar sebagai lumbung pangan dengan kontribusi 40% dari total produksi Kaltim, tidak terlepas dari kerja keras dan kekompakan seluruh kelompok tani. (joe)
|