Gubang Gelar Tari Kontemporer Penampilan para penari Gubang dalam repertoar bertajuk Sapuku Photo: Agri
Suguhan tari bertajuk Peristiwa Cinta Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 02/03/2008 12:45 WITA
Salah satu kelompok tari dan musik di Kutai Kartanegara (Kukar), Yayasan Gubang, Jum'at (29/02) malam lalu mempersembahkan Gelar Tari Kontemporer bertajuk Sinergi Impian dan Cinta yang berlangsung di gedung Puteri Junjung Buyah, Tenggarong.
Pertunjukan seni dari kelompok yang dimotori Hariyansa tersebut mendapat sambutan antusias dari ratusan warga Tenggarong, termasuk para seniman lokal yang ada di daerah ini.
Ada 4 karya yang disuguhkan dalam pagelaran tari kontemporer Sinergi Impian dan Cinta ini. Sebagai pembuka adalah repertoar bertajuk Etalase Impian garapan koreografer Yeni Suwarni.
Aksi koreografer Yeni Suwarni dalam tari kontemporer Etalase Impian Photo: Agri | | |
Selanjutnya, sebuah garapan koreografer Eristian Zulhaidir bertajuk Peristiwa Cinta tampil menyuguhkan tarian kontemporer balet klasik yang dibawakan dengan manis oleh Eristian sendiri dan Putu Ananda Agustina Larasati.
Sebagai sajian ketiga adalah sebuah repertoar berjudul Sinergi yang merupakan hasil karya dari koreografer Hariyansa. Dan sebagai pamungkas adalah sebuah garapan Hariyansa lainnya yang bertajuk Sapuku.
Menurut pimpinan Yayasan Gubang, Hariyansa, pagelaran tari kontemporer ini mereka suguhkan kepada publik Tenggarong sebagai ajang berekspresi dan pengkaryaan dari para koreografer dan penari yang tergabung dalam Gubang Dance Community.
Sajian repertoar berjudul Sinergi yang dibawakan 3 pemuda anggota Gubang Photo: Agri | | |
"Pertunjukan ini merupakan bukti dari komitmen kami untuk mengangkat dan mengembangkan seni tari, khususnya tari kontemporer di Kukar. Karena Gubang sendiri sudah identik dengan tari kontemporer, di samping tari tradisi/kreasi maupun modern dance," ujar pria yang akrab disapa Ancha ini.
Ditambahkan Ancha, pagelaran tari ini sudah mereka siapkan sejak 2 bulan lalu di tengah kesibukan masing-masing anggota Yayasan Gubang dalam rutinitas sebagai pegawai di lingkungan Pemkab Kukar maupun sebagai pelajar dan mahasiswa.
Menurutnya, proses pengkaryaan yang mereka lakukan melewati sejumlah tahapan. "Tahap pertama adalah proses pencarian ide yang memakan waktu kurang lebih dua minggu. Kemudian para koreografer akan mempersiapkan presentasi apa yang akan mereka garap hingga penyajian karya," jelasnya.
Setelah tampil di Tenggarong, lanjut Ancha, para pendukung Yayasan Gubang dalam waktu dekat juga akan tampil menyuguhkan pagelaran serupa di kota Samarinda dan Balikpapan. (win)
|