Tidak Sulit, Membuat Virgin Coconut Oil
Superintendent Comdev & Comrels VICO Indonesia Soedi Wargono (kiri) dan Kepsek SMPN 1 Muara Badak Saharuddin (kanan) bersama para pelajar yang mengikuti pelatihan pembuatan VCO Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 25/02/2008 22:50 WITA
Gaung mengenai khasiat Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni yang bisa digunakan sebagai obat alternatif untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sudah lama diketahui oleh kalangan pendidik di SMPN 1 Muara Badak. Apalagi minyak dengan berbagai macam khasiat tersebut telah diproduksi di Muara Badak.
Namun baru sekarang terpikirkan untuk mendatangkan instruktur dan belajar mengenai cara membuat VCO. Seperti yang dilakukan pada Sabtu (23/02) lalu, tak kurang dari 40 pelajar SMPN 1 Muara Badak mengikuti pelatihan pembuatan VCO.
Dikatakan Kepala SMPN 1 Muara Badak, Saharuddin SPd, pelatihan tersebut merupakan implementasi dari program sekolah untuk meningkatkan ketrampilan bagi pelajar sekolah tersebut.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan semangat kewirausahaan para pelajar SMPN 1 akan semakin terasah, sehingga nantinya diharapkan para alumni sekolah tersebut tidak hanya berprestasi di bidang akademik, namun juga sebagai insan yang mampu menciptakan peluang kerja.
Ditambahkannya, pelatihan pembuatan VCO ini dilatih oleh tenaga ahli yakni Ruslan AR, pengusaha pembuat VCO dengan merk dagang Bunga Tanjung yang berpusat di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak.
Ruslan saat menjelaskan cara pembuatan VCO di hadapan pelajar SMPN 1 Muara Badak Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
"Kami sangat berterima kasih kepada pihak VICO Indonesia yang telah membantu terlaksananya kegiatan pelatihan ini. Karena hal ini merupakan salah satu pelajaran yang ada muatan lokalnya," kata Saharuddin.
Sementara Ruslan AR dalam pemaparannya mengatakan, untuk membuat VCO tidaklah sulit. Apalagi bahan baku di daerah Muara Badak cukup memadai. "Untuk membuat VCO, pilihlah kelapa yang sudah tua. Setelah kelapa dikupas, kemudian diparut, lalu diperas untuk mengeluarkan santannya," papar Ruslan.
Selanjutnya santan diendapkan selama 2 jam untuk memisahkan santan kanil dengan air. Setelah itu, air dibuang dan santan kanil dicampur dengan minyak pancingan dengan perbandingan 3 botol santan banding 1 botol minyak pemancing.
"Tunggu sampai 6 jam, maka minyak VCO sudah jadi. Tinggal disaring untuk menghasilkan VCO yang siap dikonsumsi," ujar Ruslan yang pernah dilatih langsung oleh Dr Bambang Setiadji MSc melalui bantuan VICO Indonesia.
Ditambahkan Ruslan, proses pembuatan minyak kelapa murni ini tanpa pemanasan, tanpa fermentasi serta tanpa campuran bahan kimia. Sehingga menghasilkan minyak murni dan alami.
Dalam pelatihan yang digelar di Laboratorium SMPN 1 Muara Badak itu, pihak sekolah menyediakan 40 butir kelapa. Hasilnya, pelajar SMPN 1 Muara Badak mampu membuat 12 botol VCO ukuran 600 ml.
Ruslan menyatakan bersedia menampung hasil olahan yang diproduksi oleh siswa SMPN 1. Hanya saja masalahnya, saat ini harga kelapa kian melambung tinggi yakni mencapai Rp 3 ribu per butir. (bas)
|