Penghuni Terus Bertambah, Lapas Tenggarong Kelebihan Kapasitas
Salah satu blok hunian di Lapas II-B Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 19/01/2008 19:41 WITA
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Tenggarong yang berada di Jalan Mangkuraja, Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, saat ini menampung tak kurang dari 770 orang penghuni.
Jumlah ini tentu saja sangat tidak memadai dengan kapasitas atau daya tampung maksimal Lapas tersebut. Banyaknya jumlah penghuni yang melebihi kapasitas ini menjadi permasalahan tersendiri bagi Lapas Tenggarong.
Menurut Kepala Lapas II-B Tenggarong, Satirun Muchson, kelebihan kapasitas ini dikarenakan Lapas Tenggarong juga harus menampung narapidana dan tahanan dari Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dan Kutai Timur (Kutim), selain dari Kutai Kartanegara (Kukar) sendiri.
Puluhan narapidana Lapas II-B Tenggarong mesti bergabung dalam satu sel hunian yang kapasitasnya terbatas Photo: Agri | | |
Ditambahkan Satirun, sejumlah permasalahan pun muncul seiring dengan terus meningkatnya jumlah penghuni Lapas. Seperti berjubelnya penghuni di setiap sel serta terbatasnya pasokan air bersih untuk minum, mandi, masak dan keperluan lainnya di dalam Lapas.
"Kami terus membenahi kekurangan di Lapas Tenggarong, yakni dengan membangun 2 blok hunian baru," kata Satirun yang menjabat sebagai Kepala Lapas Tenggarong sejak Juni 2007 lalu.
Untuk mengatasi kekurangan air bersih, lanjut Satirun, pihaknya telah membeli 2 mesin penyedot air yang menghabiskan biaya mencapai Rp 70 juta. "Setengah dari biaya tersebut, yakni Rp 35 juta adalah bantuan Pemkab Kukar," ujarnya.
Pembinaan terhadap narapidana terus dilakukan, termasuk pendidikan kepramukaan bagi narapidana anak-anak Photo: Agri | | |
Dia berharap agar di tahun anggaran 2008 ini Lapas II-B Tenggarong kembali mendapatkan subsidi dari Pemkab Kukar. Khususnya pengadaan air bersih melalui jaringan pipa ke lingkungan Lapas.
Terkait program-program pembinaan yang dilakukan terhadap para penghuni Lapas, Satirun mengatakan pihaknya telah melaksanakan sejumlah kegiatan di bidang keagamaan, keterampilan, olah raga dan budi pekerti.
Untuk program pembinaan keterampilan, misalnya, ada penambahan materi berupa pelatihan potong rambut. "Ini kami lakukan agar memudahkan penghuni Lapas untuk memotong rambut. Jadi tidak perlu menyediakan pemangkas rambut dari luar," pungkasnya. (win)
|