Tingkatkan Kepercayaan Konsumen, Sertifikat Pangan Perlu Diperoleh
Wakil Kepala Dinkes Kukar dr Emmy Dasimah saat menjelaskan pentingnya sertifikasi pangan Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 15/11/2007 22:58 WITA
Untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya kebersihan produk sesuai standar kesehatan, gizi dan higienis, BPMIGAS-VICO Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara menggelar Pelatihan Sertifikasi Industri Rumah Tangga Pangan yang diikuti 26 pengusaha kecil asal Muara Badak dan Muara Jawa.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari tersebut dibuka Wakil Kepala Dinkes Kukar dr Emmy Dasimah tadi siang bertempat di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Badak Baru, Kecamatan Muara Badak.
Sementara para peserta pelatihan sendiri merupakan pelaku industri rumah tangga dari beragam jenis usaha, mulai dari usaha kue kering dan basah, pembuatan kerupuk udang, sari kelapa, kerupuk ikan amplang hingga usaha warung nasi.
Gaya dr Ida saat menyampaikan materi di hadapan para peserta pelatihan Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Dikatakan Wakil Kepala Dinkes Kukar dr Emmy Dasimah, pelatihan ini sangat penting diikuti para pelaku industri rumah tangga di bidang pangan guna meningkatkan kualitas produk mereka sesuai standar kesehatan. "Sehingga berdampak pada terciptanya iklim usaha yang optimal," katanya.
Untuk memperoleh sertifikasi, lanjut Emmy Dasimah, setiap pengusaha industri rumah tangga wajib mengikuti pelatihan PKP selama 2 hari. "Jika sudah lulus barulah Sertifikat Pangan (SP) dikeluarkan," katanya.
Senada dengan Wakil Kepala Dinkes Kukar, pimpinan Puskesmas Muara Badak dr Hj W Nuraida mengingatkan kepada pelaku usaha industri rumah tangga seperti pembuat kue dan pemilik usaha rumah makan agar senantiasa menjaga kebersihan. "Bahan baku harus steril, bebas dari kuman dan sesuai standar gizi," ujarnya.
Suasana pelatihan Sertifikasi Industri Rumah Tangga Pangan di BPU Desa Badak Baru tadi siang Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Selain itu, lanjutnya, tidak hanya peralatan yang perlu dijaga, namun sanitasi lingkungan juga harus dijaga termasuk para pekerja itu sendiri. Dia juga mengingatkan para pelaku industri pangan tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi kesehatan seperti formalin.
"Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas produk pangan agar aman dikonsumsi oleh konsumen," katanya lagi.
Sementara seorang peserta bernama Hj Syahri mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. Karena dengan adanya sertifikat dari Dinkes, otomatis akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk makanan olahannya.
"Kalau sudah punya sertifikat, saya tidak khawatir lagi memasukkan ke warung kue-kue buatan saya. Kue produksi kami akan bisa bersaing dengan produksi lain. Kami berterimakasih kepada VICO Indonesia yang telah mengadakan pelatihan ini karena sangat membantu kami dalam meningkatkan kemandirian sebagai rakyat kecil," ujar ibu yang membuka usaha kue basah dan kering itu. (win)
|