Guru SD Muara Badak Dilatih Metode Pembelajaran Aktif
Pelatihan Metode Active Learning berjalan santai karena diselingi dengan permainan yang diikuti seluruh peserta pelatihan Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 10/11/2007 16:28 WITA
BPMIGAS-VICO Indonesia kembali meningkatkan keterampilan para guru di wilayah operasinya dengan menggelar pelatihan Active Learning yang berlangsung Senin (05/11) hingga Selasa (06/11) lalu di SDN 009 Desa Gas Alam, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Kegiatan pelatihan yang diikuti 50 guru SD se-Muara Badak ini terselenggara atas kerjasama BPMIGAS-VICO Indonesia dengan Provisi Education dari Jakarta dan Dinas Pendidikan Kukar.
Pelaksanaan pelatihan Active Learning atau metode pembelajaran aktif ini dikemas dalam suasana santai dan diselingi dengan berbagai permainan oleh instruktur Provisi yang memang berpengalaman dalam kegiatan semacam ini.
Terkadang peserta diajak menirukan gaya permainan anak-anak SD, supaya guru dapat merasakan dan menyelami bagaimana sesungguhnya dunia anak-anak. Guru juga dituntut lebih kreatif dalam menghadapi berbagai karakter yang dimiliki para siswa, sehingga dalam memberikan pelajaran bisa dicerna oleh siswa.
Melalui metode pembelajaran aktif seperti ini, guru diharapkan bisa memahami karakter dan kecerdasan setiap peserta didiknya sehingga dalam menerapkan pelajaran lebih kepada bagaimana guru sebagai fasilitator bukan sebagai penceramah.
"Riset membuktikan bahwa active learning merupakan suatu teknik belajar yang sangat efektif," ujar salah seorang instruktur dari Provisi Education, Drs L Widyasusanto MM, M Pd.
Dikatakannya, kebanyakan pengajar di sekolah bahkan universitas kerap menggunakan gaya tradisional seperti ceramah dalam menyampaikan pelajaran dan siswa hanya duduk mendengarkan. Apa hasil yang diapat jika sepanjang hari siswa hanya duduk mendengarkan? Spontan peserta yang notabene para guru SD menjawab, "Bosaaannn....!"
Gaya Widyasusanto saat menyampaikan materi pelatihan Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Melalui pembelajaran aktif, siswa belajar lebih banyak, menyimpan informasi lebih lama dan lebih senang. Metode ini juga membiarkan murid belajar di kelas dengan bantuan instruktur dan murid lain, lebih dari pada kalau mereka belajar sendiri.
"Anak sebaiknya diajarkan bagaimana bertanya. Bukan melulu dia dicekoki pertanyaan dan harus dijawab. Tidak ada anak yang bodoh. Oleh sebab itu guru harus bisa mengenali karakter murid-muridnya," katanya lagi.
Widyasusanto pun mencontohkan kasus seorang anak yang suka melamun pada saat jam pelajaran. "Siapa sangka ternyata anak itu kemudian hari menemukan sesuatu yang luar biasa dalam sejarah kehidupan. Dia adalah Albert Einstein," sebutnya.
Terkait pelatihan yang diberikan tersebut, salah seorang peserta bernama Joko Maryono SPd meminta agar usai kegiatan segera dibentuk tim monitoring yang terdiri dari Dinas Pendidikan dan VICO Indonesia selaku penyandang dana.
"Tujuannya untuk memantau sejauh mana para guru dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh. Kalau mau menilai guru sebaiknya langsung datang ke kelas, lihat bagaimana cara dia mengajar. Apakah sudah sesuai dengan cara pembelajaran aktif atau masih tradisional? Sebaiknya penilaian jenjang karir seorang guru dilakukan seperti itu agar motivasi guru semakin tinggi," ujar Joko.
Hal senada disampaikan Rabani AMa yang menyatakan bahwa dirinya sudah pernah mengikuti pelatihan KTSP yang digelar VICO Indonesia beberapa waktu lalu. "Saya buat silabus dan kurikulum, kemudian saya coba terapkan di sekolah. Namun hanya sempat berjalan 3 bulanan. Soalnya hanya saya sendiri yang bekerja sementara teman lain yang sudah pernah mengikuti pelatihan tidak ada gerakan. Akhirnya saya hentikan karena tidak ada motivasi. Apalagi kalau dilihat penilaiannya juga tidak ada," imbuhnya.
Sementara dikatakan Manager External Relations & Security VICO Indonesia, Boedijanto, kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari program pengembangan masyarakat VICO Indonesia di bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM guru-guru di wilayah operasional perusahaan etrsebut.
"Hal ini juga merupakan upaya VICO Indonesia untuk turut menyukseskan program Gerbang Dayaku Tahap II," ujar Boedijanto didampingi Superintendent Comdev & Comrels VICO, Soedi Wargono.
Selain di Muara Badak, lanjut Boedijanto, kegiatan yang sama juga digelar di Kecamatan Marang Kayu pada Rabu-Kamis (07–08/11) dan terakhir di Muara Jawa pada hari Jum'at-Sabtu (09-10/11). (bas)
|