Dari Program Pengabdian Masyarakat FKH IPB Pengembangan Sektor Peternakan Masih Belum Maksimal Masalah kesehatan reproduksi sapi pun menjadi perhatian dalam Program Pengabdian Masyarakat PPDH II 2007 FKH IPB di Kukar Photo: Dok. PPM PPDH II FKH IPB
Salah seorang mahasiswi FKH IPB melakukan vaksinasi terhadap sapi Photo: Dok. PPM PPDH II FKH IPB
|
KutaiKartanegara.com - 05/09/2007 21:58 WITA
Berbagai kegiatan telah dilaksanakan para mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Angkatan II Tahun 2007 di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Mulai dari penyuluhan kepada masyarakat, pengobatan dan vaksinasi massal, serta pengambilan sampel terhadap komoditas ternak atau hewan yang ada di 9 wilayah kecamatan yang menjadi sasaran program tersebut.
Hal tersebut disampaikan mahasiswi FKH IPB Bogor, Eka Handayani SKH, saat mempresentasikan hasil kegiatan PPM PPDH II Tahun 2007 FKH IPB Bogor di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Tenggarong, tadi pagi.
Menurut Eka Handayani, pengobatan massal telah dilakukan 875 terhadap komoditas sapi di 9 kecamatan, belum termasuk pengobatan terhadap komoditas lainnya. Kemudian vaksinasi massal berhasil mengebalkan 229 ekor anjing terhadap rabies, dan 191 ayam terhadap virus Avian Influenza, juga 318 sapi terhadap SE.
Pengambilan sampel darah unggas ayam guna mengidentifikasi suatu penyakit Photo: Dok. PPM PPDH II FKH IPB | |
| | |
"Sedangkan pengambilan sampel darah dilakukan setidaknya terhadap ratusan ayam dan sapi selama kegiatan berlangsung untuk keperluan pengawasan dan identifikasi penyakit," jelasnya.
Selain itu, lanjut Eka, sebanyak 16 kali kegiatan penyuluhan telah digelar di 16 desa dan mendapat respon positif dari masyarakat setempat. "Hal ini ditandai dengan adanya kesamaan visi antara masyarakat dengan mahasiswa PPM tentang arah pembangunan peternakan di Kukar," ujarnya.
Terkait pengembangan sektor peternakan di Kukar, menurut Eka Handayani bahwa Kukar memiliki potensi yang besar. "Dari lahan yang masih luas, hingga pakan yang melimpah. Keseluruhannya merupakan pendukung yang sangat baik untuk kegiatan peternakan," tambahnya.
Dengan potensi yang sebesar itu, lanjutnya, tidak heran jika di Kukar terdapat berbagai jenis hewan, baik hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kemudian unggas seperti ayam, itik, mentok dan angsa, serta hewan kecil seperti anjing dan kucing maupun hewan potensial lainnya yang belum populer seperti babi, rusa dan kuda, yang dapat hidup dan berkembang di wilayah Kukar.
Kendati demikian, mahasiswa FKH IPB menilai potensi peternakan di Kukar masih belum dikembangkan maksimal lantaran dukungan yang masih kurang dari Pemkab Kukar, khususnya dari Dinas Peternakan.
Vaksinasi Rabies dilakukan terhadap hewan peliharaan seperti anjing dan kucing Photo: Dok. PPM PPDH II FKH IPB | | |
"Kinerja Dinas Peternakan dan instansi terkait lainnya masih kurang lantaran berbagai macam hal hingga tidak dapat berfungsi maksimal. Regulasi juga merupakan salah satu poin yang dapat didukung oleh pemerintah dalam mendorong peternakan di Kukar, mungkin dengan penerapan sanksi yang jelas," katanya.
Dinas Peternakan yang maju akan mampu mengurangi masalah yang telah mengakar pada masyarakat. Bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat seringkali gagal karena komitmen masyarakat yang rendah terhadap kerjasama tersebut. "Melaluipenyuluhan dan regulasi yang dibarengi peningkatan kinerja dinas, sangat mungkin untuk membuat peternakan di Kukar semakin maju," imbuhnya.
Secara umum, lanjut Eka, permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan peternakan di Kukar adalah faktor luasnya wilayah kerja. "Hal ini menjadi masalah karena tidak dibarengi dengan jumlah personel tenaga medis dari Dinas Peternakan yang memadai. Selain itu, kekurangan manajemen, sistem dan dana menyebabkan Poskeswan tidak dapat berfungsi maksimal dan belum dapat dirasakan kinerjanya oleh masyarakat," ujar Eka.
Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjutnya, diperlukan penambahan personel tenaga medis di Dinas Peternakan. Jika tidak bisa, solusi lain yang dapat dilakukan adalah dengan melatih kader-kader dalam masyarakat yang mampu mewakili tugas tersebut.
Kegiatan penyuluhan mengenai penyakit hewan oleh mahasiswa FKH IPB Bogor kepada para pelajar SMP Photo: Dok. PPM PPDH II FKH IPB | | |
"Selain itu, diperlukan perbaikan komunikasi antar dinas dan bagian untuk memaksimalkan kinerja Dinas Peternakan secara umum. Yang terakhir, diperlukan adanya perubahan kebijakan yang mengarah kepada lebih banyaknya masukan dari masyarakat sehingga kebijakan dapat diambil sesuai kebutuhan masyarakat dan bukannya generalisasi secara umum oleh dinas," demikian saran mahasiswa FKH IPB seperti disampaikan Eka Handayani.
Pemaparan hasil kegiatan PPM PPDH II Tahun 2007 FKH IPB Bogor ini disampaikan di hadapan Sekkab Kukar HM Husni Thamrin, Kepala Dinas Peternakan Kukar drh Suriansyah HM, serta pejabat dari dinas terkait lainnya. Usai pemaparan oleh Eka Handayani, Rama PS Fauzi SKH selaku Ketua Panitia Pelaksana menyerahkan hasil laporan secara simbolis kepada Kadis Peternakan drh Suriansyah HM.
Sekedar informasi, kegiatan PPM PPDH II 2007 di Kukar berlangsung mulai tanggal 20 Agustus hingga 5 September 2007 dan diikuti 63 mahasiswa FKH IPB Bogor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 9 kelompok yang masing-masing terdiri dari 7 mahasiswa disebar ke 9 kecamatan di Kukar. Ke 9 kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Kota Bangun, Muara Kaman, Muara Muntai, Loa Kulu, Loa Janan, Tenggarong Seberang, Anggana, Marang Kayu, dan Samboja. (win)
|