Berantas Jentik Nyamuk, Kader Jumantik Muara Badak Aktif Turun ke Lapangan
Dua orang Kader Jumatik tengah memeriksa ada tidaknya jentik di drum milik warga Kampung Sidodadi, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 27/08/2007 21:49 WITA
Mengantisipasi menjangkitnya Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kecamatan Muara Badak, pihak Puskesmas Muara Badak mengerahkan para Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk turun ke lapangan melaksanakan tugasnya dalam memberantas perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Seperti yang dilakukan pada Sabtu (25/08) hingga Minggu (26/08) kemarin, puluhan Kader Jumantik turun untuk membagikan bubuk abate dan memeriksa tempat penampungan air setiap warga di wilayah operasi para kader Jumantik, khususya di Desa Muara Badak Ulu dan Kampung Sidodadi, Desa Tanjung Limau.
Berbekal lampu senter dan bubuk abate, para kader beraksi mendatangi setiap rumah warga. Jika dalam tempat penampungan air ditemukan ada jentik nyamuk, maka segera si empunya rumah diminta untuk menguras tempat penampungan air dan diberikan bubuk abate.
Aksi para kader Jumantik ini selalu dipantau langsung oleh petugas Sanitarian Kesehatan Lingkungan Puskesmas Muara Badak, Suriami AMd Kl. Menurut Ami, hasil survey Angka Bebas Jentik (ABJ) bulan Pebruari 2007 lau mencapai 40,6%. Sedangkan pada bulan Mei telah meningkat menjadi mencapai 55,02%.
"Sementara angka standar ABJ dari Dinas Kesehatan yakni 95%. Insya Allah kami di Muara Badak akan mencapai angka 95%, asal semua pihak dapat bekerjasama dan mau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," imbuhnya.
Bak air di salah satu rumah warga Desa Muara Badak Ulu juga menjadi sasaran pengamatan Kader Jumantik Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Ami juga menyarankan kepada warga untuk memelihara ikan cupang di dalam bak penampungan air, karena ikan cupang senang memakan jentik-jentik nyamuk. Namun yang paling utama, lanjut Ami, setiap warga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M plus.
Sementara dikatakan pimpinan Puskesmas Muara Badak Ulu, dr H W Nuraida, Muara Badak merupakan daerah endemis DBD. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Muara Badak Ulu sepanjang tahun 2006 ditemukan 38 kasus penderita DBD. "Sedangkan untuk tahun ini, hingga Juli 2007 sudah tercatat 23 kasus DBD," ujarnya.
Melihat kondisi endemis DBD tersebut, lanjut dr Ida, pihaknya melakukan koordinasi lintas sektoral dengan stakeholder di wilayah itu. "Kami menghubungi VICO Indonesia untuk meminta tambahan bubuk Abate. Sementara untuk pelatihan Kader Jumantik, kami minta bantuan kepada pihak Total E&P Indonesie dan telah dilaksanakan akhir Januari lalu," jelasnya.
Dikatakannya, untuk memotivasi para Kader Jumantik dalam melakukan aksinya, pihak perusahaan juga siap membantu dana transportasi sebesar Rp 30 ribu per orang per triwulan yang dibayarkan pada bulan Pebruari, Mei, Agustus dan November.
Ketika ditanya berapa jumlah kader Jumantik yang ada di Muara Badak saat ini, jumlahnya mencapai 210 orang. Terakhir pelaksanaan pelatihan Kader Jumantik digelar 28 Juli 2007 di Desa Gas Alam, Tanjung Limau dan Salo Cella, yang pelaksanaannya difasilitasi VICO Indonesia. (bas)
|