PPTI Kukar Studi Banding ke Yogyakarta
Peserta studi banding ke Yogyakarta yang terdiri dari unsur PPTI dan petugas Puskesmas di Kukar Photo: Dok. PPTI Kukar
|
KutaiKartanegara.com - 21/08/2007 22:53 WITA
Guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan program kerjanya, jajaran pengurus Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosa Indonesia (PPTI) Cabang Kutai Kartanegara (Kukar) bersama petugas Puskesmas Kecamatan se-Kukar, beberapa waktu lalu mengadakan studi banding ke Yogyakarta.
Menurut Ketua PPTI Kukar Ny Hj Farida Samsuri, studi banding yang terselenggara berkat kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kukar ini merupakan momen yang sangat tepat, mengingat PPTI Kukar yang baru berumur sekitar 3 bulan masih harus banyak belajar dengan daerah lain soal pemberantasan penyakit tuberkolosa (TBC).
"Contohnya seperti DI Yogyakarta yang sudah berhasil dalam pemberantasan penyakit TBC, yang merupakan penyakit menular serta pembunuh nomor 3 di Indonesia," ujar istri Wabup Kukar ini.
Dikatakan Hj Farida, PPTI bertekad untuk mendukung dan menyukseskan program Gerbang Dayaku Tahap II melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kukar, sehingga dapat terwujud sumber daya manusia yang berkualitas.
Ketua PPTI Kukar Ny Hj Faida Samsuri (kanan) menyerahkan cenderamata kepada pihak tuan rumah di Yogyakarta Photo: Dok. PPTI Kukar | | |
Untuk itu, lanjut Ny Hj Farida, pihaknya akan membentuk pengurus PPTI di 18 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Kukar sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam upaya memberantas penyakit TBC hingga ke pelosok kecamatan dan desa-desa.
Sementara dikatakan drg Koentijo Windarminto MA selaku pimpinan rombongan, selama pelaksanaan studi banding yang diikuti sebanyak 35 orang tersebut, banyak pelajaran berharga yang diperoleh yang nantinya diharapkan dapat diterapkan di wilayah Kukar.
"Yang membuat kami terkesan adalah diterapkannya sistem pemberian rewards atau insentif sejak tahun 2003 oleh Pemerintah DI Yogyakarta sebesar Rp 500 ribu per orang, bagi penderita TBC yang mau berobat hingga sembuh total," ungkapnya.
Ditambahkannya, strategi tersebut sangat ampuh untuk menekan jumlah penderita TBC di Yogyakarta, mengingat apabila si penderita selalu mangkir untuk berobat, maka penularan penyakit ini akan semakin meluas. "Menurut informasi yang kami terima, program semacam ini juga akan dilaksanakan di Bandung pada bulan November mendatang," jelasnya.
Dalam kegiatan studi banding tersebut, peserta mengadakan kunjungan langsung ke lapangan yakni ke Puskesmas Gedong Tengen dan Puskesmas Tegal Rejo, yang merupakan Puskesmas paling berhasil dalam penanganan P2TB di Yogyakarta hingga mencapai 85%. (win)
|