Diikuti 6 Keraton se-Kalimantan Seminar Lingkungan Hidup Digelar di Kedaton Koetai Kartanegara Sejumlah utusan keraton dari Kalimantan serta Keraton Surakarta Hadiningrat saat menghadiri pembukaan Seminar Lingkungan Hidup Photo: Yanda
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II menyerahkan cenderamata kepada Staf Ahli Meneg LH Dr Henri Bastaman (kiri) Photo: Yanda
|
KutaiKartanegara.com - 28/06/2007 20:14 WITA
Seminar Lingkungan Hidup (LH) bertema Peranan Keraton-Keraton se-Kalimantan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup hari ini berlangsung di Kedaton Koetai Kartanegara, Tenggarong.
Kegiatan seminar sehari ini dibuka secra resmi oleh Staf Ahli Kementerian Negara LH Bidang Sosial Budaya dan Kemitraan Dr Henri Bastaman, mewakili Meneg LH Rachmat Witoelar yang berhalangan datang ke Tenggarong.
Tampak hadir pada pembukaan Seminar LH ini di antaranya adalah para pejabat Muspikab Kukar, kepala dinas/instansi Kukar serta utusan dari Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara.
Meneg LH Rachmat Witoelar dalam amanat tertulis yang disampaikan Endri Bastaman mengatakan, pihaknya menyimak secara seksama bahwa maksud dan tujuan penyelenggaraan pertemuan ini merupakan akumulasi keprihatinan berbagai pihak terhadap masalah lingkungan baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun global.
Sajian Tari Topeng Kemindu turut menyemarakkan pembukaan Seminar Lingkungan Hidup Photo: Agri | | |
"Akumulasi keriphatinan tersebut bersinggungan dengan isu pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan," ujarnya.
Ditambahkannya, kita semua kini semakin menyadari bahwa perilaku dan wawasan lingkungan yang kurang tepat yang mendasari proses pembangunan selama ini menjadi penyebab sebagian besar bencana yang terjadi.
"Namun demikian, pada sebagian besar masyarakat yang mengalami transisi dan berkembang masih kuat kecenderungan kurangnya pemahaman mengenai masalah lingkungan," cetusnya.
Menurutnya, inisiatif yang dilakukan dengan mengangkat tema peranan keraton se-Kalimantan dalam pelestarian lingkungan sangat sarat dengan nuansa kearifan lingkungan. Pendekatan melalui penerusan tradisi dan budaya keraton sebagai salah satu bentuk soft-power tentunya akan memberikan makna sangat penting dalam pelestarian lingkungan.
"Kearifan lingkungan yang telah membudaya tersebut ternyata telah membuat masyarakat kuat menghadapi berbagai perubahan dan tantangan zaman," katanya.
Putra Mahkota AP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat saat melakukan ritual tempong tawar kepada Gusti Kamboja dari Keraton Tanjung Pura Matan Photo: Agri | | |
Meneg LH berharap agar seminar ini dapat memberikan masukan yang konstruktif terhadap pemahaman, perlindungan dan revitalisasi kearifan lingkungan di Kalimantan khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya.
Sementara Bupati Kukar diwakili Asisten IV Kukar Gufron Yusuf menyambut baik digelarnya kegiatan Seminar Lingkungan Hidup di Kedaton Kutai Kartanegara. "Semoga seminar ini berdampak pada kesadaran kita terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup terutama di Kukar," katanya.
Kegiatan Seminar Lingkungan Hidup yang dimoderatori Dr HAR Gondo Prawiro ini menampilkan 4 pembicara. Masing-masing adalah Dr Ir Ratu Kenanga Arini MSc dari Istana Amantubillah Mempawah (Kalimantan Barat), Gusti Kamboja dari Keraton Tanjung Pura Matan (Kalimantan Barat), H Adji Pangeran Ario Prodjo dari Keraton Kutai Kartanegara ing Martadipura dan Staf Ahli Meneg LH Dr Henri Bastaman.
Seminar ini diikuti sekitar 150 peserta, mulai dari pemerhati lingkungan, dinas/instansi terkait di provinsi Kaltim, mahasiswa. Tak hanya itu, utusan dari sejumlah keraton se-Kalimantan turut hadir.
Namun, dari 18 yang diundang, hanya 6 keraton yang dapat hadir yakni dari Keraton Amantubillah Mempawah, Keraton Alwatzikhoebillah Sambas, Keraton Tanjung Pura Matan Ketapang, Keraton Surya Negara Sanggau, Istana Kuning Kotawaringin Barat dan tuan rumah Keraton Kutai Kartanegara ing Martadipura. (win/nop)
|