Kepala Adat Dayak se-Kaltim Diminta Perkokoh Persatuan dan Kesatuan
Para Kepala Adat Dayak se-Kaltim saat mengikuti Mubes II di Kukar Photo: Humas Kukar/Evin
|
KutaiKartanegara.com - 23/06/2007 21:50 WITA
Musyawarah Besar (Mubes) II Kepala Adat Dayak se-Kalimantan Timur yang berlangsung selama sepekan di Desa Loa Duri, KEcamatan Loa Janan, Kamis (21/06) malam lalu berakhir.
Penutupannya dilakukan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) H Samsuri Aspar di Aula Bukit Rahmat, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kukar.
Turut menghadiri penutupan ini Muspida Kukar dan Muspika Loa Janan, sejumlah tokoh masyarakat Kaltim diantaranya tampak Bupati Kutai periode 1996-2000 HAM Sulaiman.
Menurut Ketua Pelaksana Mubes, Lode, kegiatan yang telah berlangsung sejak 17 Juni lalu diikuti para Kepala Adat Dayak yang berasal dari 13 Kabupaten/Kota se-Kaltim.
Ditambahkan Lode, kegiatan ini bertujuan untuk merapatkan barisan antar beragam tokoh etnis Dayak yang tersebar di Kaltim, sekaligus dalam rangka penyeragaman persepsi terhadap berbagai isu pembangunan yang ada dan berkembang di daerah ini maupun dalam skala nasional.
"Secara formal keberadaan Kepala Adat ini kurang dilirik, namun secara informal mereka patut diperhitungan terutama sebagai agen perubahan di komunitasnya masing-masing," katanya.
Selain itu, Mubes ini juga dijadikan media merumuskan program kerja untuk periode mendatang yang titik beratnya pada pengembangan sumber daya masyakarat tradisional. Antara lain yang ingin dilakukan adalah melalui sektor pariwisata, industri kerajinan dan pertanian dalam lingkup yang luas.
Hal-hal lain yang penting adalah untuk tetap berupaya menjaga kondusifitas wilayah dan mempererat rasa persaudaraan diantara etnis yang ada di Kaltim.
"Sebagai salah satu komponen masyarakat, ke depan kami akan pro aktif, terutama menyikapi berbagai masalah penting yang akan terjadi di daerah ini," ujarnya tanpa menjelaskan masalah penting yang dimaksud.
Sementara Wabup Samsuri Aspar dalam sambutannya berharap agar kegiatan semacam ini tetap dilaksanakan dan lebih ditingkatkan. "Karena hal ini dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempererat tali silaturahmi," tambah Samsuri.
Karena menurut Wabup, persatuan dan kesatuan itu sangat penting untuk menumbuhkan persatuan dan kesatuan sebagai modal dasar dan pilar untuk terus melanjutkan pembangunan.
Lebih jauh dikatakan Samsuri, Pemkab Kukar saat ini terus memberi perhatian penuh terhadap upaya terwujudnya persatuan dan kesatuan masyarakat. Termasuk memberikan bantuan terhadap pelestarian budaya serta adat-istiadat semua suku di daerah ini. Tidak terkecuali budaya serta adat-istiadat Suku Dayak.
Buktinya, lanjut Wabup Kukar, para kepala adat di Kukar diberikan bantuan, supaya dapat mendukung tekad Pemkab Kukar untuk membangun di semua aspek kehidupan masyarakat. (joe)
|