Meriah, Gebyar Hardiknas di Muara Badak
Danramil Muara Badak menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 03/05/2007 16:16 WITA
Memeriahkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2007, Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Muara Badak di Muara Badak menggelar event bertajuk Gebyar Hardiknas 2007 yang berlangsung di Lapangan Voli Mutiara '83, Desa Muara Badak Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Berbagai kegiatan digelar sejak 29 Maret lalu. Mulai pertandingan sepak bola, bulu tangkis, tenis meja dan sepeda santai. Kemudian lomba Cerdas Cermat, mengarang, melukis, baca puisi, hingga pidato bahasa Inggris. Acara lain yang tak kalah menarik adalah berupa Pameran dan Pentas Seni.
Para peserta pertandingan atau lomba tidak hanya diikuti kalangan pelajar SD maupun SLTA, para guru pun ikut bertanding mewakili sekolah masing-masing dalam sejumlah mata lomba.
Menurut Husain SPd selaku Ketua Panitia Hardiknas Muara Badak, pihaknya menyediakan sedikitnya 40 set piala atau 120 piala bagi para Juara 1 sampai 3. Hadiah bagi para pemenang diserahkan usai pelaksanaan upacara peringatan Hardiknas 207 yang dipimpin Camat Muara Badak Hj Rusmina SH, Rabu (02/05) kemarin.
Untuk Juara Pidato Bahasa Inggris mulai dari tingkat SD hingga SLTA bahkan diundang oleh manajemen Radio Mutiara ’83 untuk melakukan dialog interaktif di radio tersebut. Sedangkan untuk juara mengarang, hasil karya para juara 1 akan diterbitkan di tabloid Mutiara Dari Badak, milik External Relations & Security VICO Indonesia.
Suasana Pameran Pendidikan yang mendapat perhatian antusias dari pelajar dan masyarakat Muara Badak Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Sejauh pengamatan, arena pameran Gebyar Hardiknas yang dibuka pada Senin (30/04) lalu senantiasa disesaki pelajar dan warga masyarakat mengingat hal semacam ini baru untuk pertama kalinya digelar di Muara Badak. Banyak hasil karya siswa yang laku terjual. Mulai dari kerajinan manik-manik, hiasan ponsel, produk makanan berupa roti sampai sapu yang terbuat dari sabut kelapa.
Ada juga yang membuat miniatur rumah mewah seperti halnya yang terdapat di stan SMPN 1 Muara Badak, yang mana bahannya berasal dari limbah atau barang bekas karton, triplek sampai kartu perdana ponsel. "Miniatur rumah tersebut dibandrol mulai harga Rp 30 ribu sampai Rp 75 ribu," ujar Kepala SMPN 1, Saharuddin SPd.
Ada juga pembuatan kompos padat yang dipamerkan, hasil praktek siswa yanag pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Peduli Muara Badak (YPMB) dan BPMIGAS-VICO Indonesia beberapa waktu lalu.
"Namun hasilnya belum bisa dipergunakan karena proses pembuatannya sampai 45 hari sedangkan kompos ini baru sekitar 1 bulan," ujar Sahar didampingi dewan guru dan siswa yang lagi tugas jaga stan.
Lain halnya dengan SMPN 2 Muara Badak. Stan sekolah ini lebih banyak menampilkan tata boga seperti roti, kacang atom, dan kerupuk gadung. Yang menarik siswa SMPN 2 juga sudah bisa memproduksi VCO (Virgin Coconut Oil).
Minyak yang berwarna bening seperti air mineral tersebut dikenal sebagai minyak ajaib karena dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Produk tersebut dibandrol dengan harga Rp 25 ribu per botol kemasan 600 ml.
Seorang pelajar SMP sedang mencoba siaran lewat radio Mutiara '83 Muara Badak Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Menurut kepala SMPN 2 Muara Badak, M Yunus SPd, siswa mendapatkan ilmu cara pembuatan VCO tersebut langsung dari Ruslan yang merupakan pengusaha VCO di Muara Badak dengan merk Bunga Tanjung.
"Makanya kami belajar langsung dengan ahlinya. Karena Pak Ruslan juga belajar langsung dengan Dr Bambang Setiadji pelopor VCO di Indonesia. Ini merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan semangat kewirausahaan sejak dini," jelasnya.
Sementara di stan SDN 008 Desa Salok Palai, para siswa menampilkan produk kerajinan buatan para siswa seperti keset dan sapu dari sabut kelapa. Bentuknya mirip dengan sapu ijuk, namun warnanya kecoklatan sebagaimana warna sabut kelapa.
Guru juga tidak mau ketinggalan dalam hal pembuatan hasta karya. Seperti yang dilakukan Slamet SPd. Kepala Sekolah SDN 017 tersebut membuat ukiran naga yang artistik. Naga tersebut diukir sedang berdiri menyemburkan bola api dengan bola lampu di mulutnya.
Slamet mengaku sudah ada beberapa orang yang menanyakan berapa harga dan ingin memiliki hasil ukiran tersebut, namun dia hanya tersenyum karena dia sendiri tidak tahu berapa harganya. Slamet mengaku dalam pembuatan naga yang tingginya 1,5 meter tersebut dikerjakan selama 2 bulan.
Radio Mutiara '83 Muara Badak juga tak ketinggalan dalam menyemarakkan Hardiknas dengan membuka studio mini di lokasi pameran. Radio ini menyiarkan secara langsung suasana pameran dan aneka kegiatan yang bisa disaksikan selama pameran.
Di studio mini tersebut juga menjadi arena pembelajaran bagi pelajar yang ingin mengetahui seluk beluk dunia penyiaran. Mulai dari pengenalan alat, teknik pengoperasian sampai belajar menjadi penyiar. Tak heran studio mini radio yang mengangkasa di jalur FM 92,3 MHz ini disesaki pelajar.
Rangkaian Gebyar Hardiknas di Muara Badak juga dimeriahkan dengan jalan santai menempuh jarak 4 Km dari kampung Toko Lima, Desa Muara Badak Ilir, hingga berakhir di lokasi pameran. Jalan santai ini menyediakan beraneka macam door prize bagi peserta yang beruntung. (bas)
|