City Tour Peserta Workshop Investasi Internasional Kunjungi Kedaton dan Museum Mulawarman Dengan menggunakan kamera digital, Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II (kiri) mengabadikan momen tari bersama peserta workshop dengan kerabat Kesultanan Kutai Photo: Agri
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II melakukan upacara Ketikai Lepas kepada pimpinan rombongan City Tour, Ida Susanty Mudjajadi Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 26/04/2007 17:34 WITA
Kota Tenggarong sebagai ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki daya pikat tersendiri bagi para pelancong yang datang ke Kutai Kartanegara (Kukar).
Di kota ini, masih dapat ditemui peninggalan bersejarah Kerajaan Kutai yang tersimpan dengan baik di Museum Mulawarman. Adat dan budaya Kesultanan Kutai Kartanegara pun masih tetap bertahan hingga saat ini.
Daya pikat seni budaya Kesultanan Kutai inilah yang menjadi perhatian para peserta Workshop Investasi Internasional dari 14 negara. Dalam City Tour yang dilakukan hari ini, para peserta workshop melakukan kunjungan ke Kedaton Koetai Kartanegara, istana Sultan Kutai yang baru dibangun pada tahun 2001.
Kedatangan rombongan peserta workshop yang dipimpin Ny Ida Susanty Mudjajadi dari Departemen Luar Negeri (Deplu) Republik Indonesia ini langsung disambut upacara adat Tempong Tawar oleh putera mahkota Adji Pangeran Adipati Surya Adiningrat.
Peserta workshop memperhatikan koleksi keramik yang ada di ruang bawah tanah Museum Mulawarman Photo: Agri | | |
Setelah itu, Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II melakukan upacara adat Ketikai Lepas kepada pimpinan rombongan Ida Susanty Mudjajadi dan seorang perwakilan peserta workshop.
Sultan Kutai melalui Menteri Sekretaris Keraton H Adji Raden Gondo Prawiro dalam sambutannya mengatakan, penerus tahta Kerajaan Kutai (Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II-red) hingga saat ini terus dipertahankan walaupun sejak tahun 1960 tidak lagi menjadi kepala pemerintahan secara turun temurun.
Meski demikian, yang masih dipertahankan tersebut adalah Sultan Kutai sebagai pengayom budaya dan Keraton sebagai pusat pelestarian dan pengembangan budaya serta spiritual.
"Adat istiadat yang merupakan warisan keraton, demikian pula tata krama dan perilaku yang dari keraton, perlu dibudayakan menjadi perilaku masyarakat atau kearifan lokal," ujarnya.
Peserta workshop dengan antusias membeli cenderamata khas Kalimantan sebelum kembali ke negara asalnya Photo: Agri | | |
Menurut Sultan Kutai, Keraton sebagai simbol kejayaan masa lalu merupakan dokumen historis yang sangat penting artinya dalam usaha memperkuat jadi diri dan identitas bangsa. Sehingga budaya diyakini dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Bila pariwisata dibangun atas dasar budaya dan adat istiadat akan mampu menumbuhkembangkan ekonomi rakyat dan akan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah bahkan devisa negara," katanya.
Saat berkunjung ke Kedaton Koetai Kartanegara, para peserta workshop disuguhi tarian adat Keraton Kutai bertajuk Tari Topeng Kemindu dan Tari Ganjar Ganjur. Acara diakhiri dengan tari bersama yang melibatkan seluruh peserta workshop dengan kerabat Kesultanan Kutai dan panitia.
Usai menyantap jajanan khas Kutai bersama Sultan H Adji Mohd Salehoeddin, rombongan kemudian menuju Museum Mulawarman untuk melihat lebih dekat benda-benda peninggalan kesultanan Kutai.
Para peserta workshop juga menyempatkan diri untuk melihat-lihat kompleks pemakaman keluarga bangsawan Kutai yang berada di samping Museum. Para peserta juga terlihat antusias memborong sejumlah cenderamata di toko-toko cenderamata yang berada dalam lingkungan Museum Mulawarman.
Setelah puas berkunjung ke Museum Mulawarman, rombongan diajak menyusuri sungai Mahakam dengan menggunakan kapal naga mengitari Pulau Kumala sambil bersantap siang. (win)
|