Bupati Kukar Prihatin Kebersihan Kota Tenggarong
Bupati Kukar Hadi Sutanto dan Kepala Bapedalda Kukar Drs RR Rini Budi Sayekti saat memperhatikan pemaparan hasil penilaian Tim PFPBP-KLH terhadap kebersihan kota Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 31/03/2005 21:12 WITA
Penjabat Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Drs Hadi Sutanto merasa prihatin sekaligus sedih atas hasil penilaian Tim Pemantauan Fisik Program Bangun Praja (Tim PFPBP) Tahap I tahun 2004-2005 dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI yang menempatkan Kota Tenggarong pada peringkat ke-40 dari 166 kategori Kota Kecil di Indonesia dalam pelaksanaan Program Bangun Praja.
Keprihatinan dan kesedihan Hadi Sutanto itu diungkapkannya saat pemaparan hasil penilaian Tim PFPBP-KLH dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah (Bapeldalda) Kukar tadi siang di Ruang Serba Guna Kantor Bupati Kukar, Tenggarong. "Padahal bila diamati pada waktu malam, kota Tenggarong bak kota Hongkong yang bermandikan cahaya," ujar Hadi Sutanto.
Diakui Pj Bupati Kukar, penilaian itu berkorelasi pada penerapan Tata Praja Lingkungan yang juga merupakan indikator keberhasilan Bupati. "Saya instruksikan mulai besok (01/04), secara resmi Pemkab Kukar akan mencanangkan program Jum'at Bersih di seluruh sudut kota Tenggarong," ujar Bupati Kukar didepan pejabat Muspikab, dinas/instansi serta aparatur kelurahan se-Tenggarong.
Suasana rapat koordinasi dan pemaparan hasil penilaian Tim PFPBP-KLH di Ruang Serba Guna Kantor Bupati Kukar Photo: Agri | | |
Kegiatan Jum'at bersih ini, menurut Hadi Sutanto, melibatkan semua pihak yang ada di Tenggarong. Mulai dari tokoh formal maupun informal, organisasi kemasyarakatan hingga pelajar, harus peduli kebersihan kota Tenggarong.
Selain itu, Hadi Sutanto juga menginstruksikan agar Pasukan Kuning lebih dimantapkan keberadaannya. Kemudian, instansi terkait khususnya Kantor Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman harus melakukan Patroli kebersihan bersama aparat Polres dan Kodim serta selalu mengagendakan lomba-lomba kebersihan dalam setiap kesempatan terutama menjelang hari-hari penting nasional.
Sementara itu Kepala Bapeldalda Kukar Dra RR Rini Budi Sayekti mengakui, hasil penilaian Tim PFPBP-KLH cukup objektif. "Semua ini akibat kurangnya kesadaran sebagian besar masyarakat terhadap kebersihan disamping minimnya dana operasional dinas/instansi terkait," ujarnya.
Pengelolaan sampah di TPA Tenggarong merupakan salah satu obyek yang mendapatkan skor penilaian rendah dari tim PFPBP-KLH Photo: Tim KLH | | |
Dikatakan Rini, penilaian Tim PFPBP-KLH tahap I ini dilakukan bulan Desember 2004 lalu. Ada 3 tahap penilaian dari tim yaitu untuk tahap II dilakukan bulan April mendatang dan tahap III bulan Mei 2005. "Kita berharap pada penilaian tahap II nanti kota Tenggarong dapat memperbaiki peringkatnya paling tidak menjadi 10 besar," ujar Kepala Bapedalda Kukar ini.
Ditambahkannya, Program Bangun Praja dititikberatkan pada pemantauan dan evaluasi fisik dan manajemen lingkungan Kota/Kabupaten di Indonesia. "Program ini merupakan kelanjutan program Adipura yang dicanangkan pemerintah pusat, namun cakupannya lebih luas yaitu pada objek yang dinilai," demikian katanya.
Dalam penilaian yang dilakukan Tim PFPBP-KLH selama di Tenggarong Desember 2004 silam, ada 20 objek menjadi sasaran penilaian yang diantaranya adalah kompleks perumahan, Rumah Sakit Umum, Hutan dan Taman Kota, Terminal, Drainaise, Pasar dan Pertokoan, Jalan Protokol, Kantor dan Sekolah serta Sarana Kebersihan.
Sedang objek lokasi yang mendapatkan skor terendah dalam penilaian Tim PFPBP-KLH selama di Tenggarong pada Desember 2004 lalu adalah Perumahan, Jalan Arteri, Pasar dan pertokoan, Sekolah, Terminal dan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Tenggarong. (win/joe)
|