Workshop Potensi Pengembangan Jarak Pagar Kukar Siap Bangun Pabrik Pengolah Biji Jarak
Tanaman jarak pagar dapat dikembangkan di lahan tidur bahkan lahan kritis sekalipun Photo: Agus Salim
|
KutaiKartanegara.com - 07/03/2007 18:49 WITA
Selain pengembangan tanaman kelapa sawit yang telah tersebar di beberapa kecamatan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendorong pula pengembangan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas). Sehingga dengan demikian, peluang peningkatan pendapatan masyarakat semakin terbuka lebar.
Hal tersebut dikemukakan Wakil Bupati H Samsuri Aspar ketika membuka Workshop Potensi Pengembangan Jarak Pagar dan Teknik Pengolahan Industri Pasca Panen yang berlangsung di Tenggarong, tadi siang.
Menurut Wabup H Samsuri Aspar, program Pemkab Kukar untuk mengembangkan tanaman jarak pagar sejalan dengan kebijakan pemerintah di bidang pengembangan energi alternatif, sebagai solusi atas semakin menipisnya cadangan minyak bumi yang merupakan sumber daya yang tak dapat diperbaharui.
"Adapun payung hukum yang melandasi program ini adalah Inpres No 1/2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain dan PP No 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional," jelas Samsuri.
Wabup Samsuri Aspar saat melakukan penanaman perdana bibit jarak pagar di Muara Badak tahun 2006 lalu Photo: Agus Salim | | |
Berangkat dari hal tersebut, lanjutnya, diharapkan Kabupaten Kukar kelak dapat berkembang menjadi salah satu penghasil bahan baku untuk pengembangan energi alternatif nabati ini.
"Dan tidak mustahil bila di Kukar akan dibangun pabrik pengolah biji jarak pagar, jika memang setelah melalui pengkajian kita dinyatakan layak. Tentu saja hal ini akan dapat terwujud jika pengembangan tanaman jarak pagar berhasil di wilayah kita," tandasnya.
Ada dua hal yang menjadi keyakinan Wabup Kukar dalam pengembangan tanaman jarak pagar sekaligus pabrik pengolahnya tersebut. Pertama adalah potensi lahan tidur yang cukup luas di wilayah Kukar. Kemudian, kemampuan APBD yang juga cukup besar.
Oleh karena itu, Wabup Kukar menyatakan bahwa upaya percepatan perlu diambil yakni dengan menggalakkan pengembangan tanaman jarak pagar melalui sebuah gerakan. "Sehingga diharapkan hal ini menjadi kesadaran bagi seluruh masyarakat untuk menanami lahan tidur dengan tanaman jarak pagar," katanya.
Terkait dengan pelaksanaan workshop yang digagas Forum Komunikasi Masyarakat Tani Nelayan Karya Bangsa (FKMTNKB) Kukar, Samsuri Aspar berharap agar kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi upaya pengembangan tanaman jarak di Kukar.
"Harapan kami, ini menjadi momentum bagi seluruh stakeholder untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dalam rangka merancang dan merumuskan strategi terbaik untuk mewujudkan Kukar sebagai salah satu daerah penghasil biodiesel di masa mendatang," pungkas Wabup.
Sementara dikatakan Amir selaku Ketua Panitia, kegiatan workshop ini digelar selama dua hari oleh FKMTNKB Kukar bekerjasama dengan Program Pengkajian dan Penerapan Energi Alternatif (P3EA) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
"Kegiatan hari pertama berlangsung di Tenggarong, sementara pada hari kedua dilaksanakan di Laboratorium FMIPA Unmul, Samarinda. Para peserta terdiri dari para perwakilan kelompok tani serta mahasiswa," ujar Amir. (win)
|