Biaya Pengobatan Penderita DBD Kini Digratiskan
Salah seorang pasien DBD di RSUD AM Parikesit. Kini, biaya perawatan dan opname bagi penderita DBD telah digratiskan Photo: Yanda
|
KutaiKartanegara.com - 13/01/2007 22:51 WITA
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi warga Kutai Kartanegara (Kukar). Dari data Dinas Kesehatan Kukar, sepanjang tahun 2006 lalu, 9 orang penderita meninggal dunia akibat penyakit ini.
Jumlah penderita DBD yang meninggal pada tahun 2006 ini merupakan yang tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Untuk menimalisir banyaknya korban berjatuhan gara-gara penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini, pihak Dinas Kesehatan Kukar membuat gebrakan dengan menggratiskan biaya pengobatan dan opname di rumah sakit bagi penderita DBD.
"Siapa yang terjangkit BDB bisa diopname gratis di rumah sakit. Dengan catatan, standar pelayanannya yang kelas III di rumah sakit bersangkutan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kukar dr H Abdurachman.
Ditambahkan Abdurrachman, penderita DBD hanya diwajibkan membawa surat keterangan dari kepala desa (Kades) atau lurahnya, saat berobat ke rumah sakit.
"Jangan tidak mau opname karena takut pembiayaannya mahal. Sebab sekarang sudah ada paket khusus, perawatan berobat atau opname gratis di rumah sakit bagi penderita DBD itu," ujar Abdurachman.
Kendati pengobatan penyakit DBD telah digratiskan, Abdurachman meminta kepada masyarakat untuk terus mewaspadai penyakit mematikan tersebut. "Karena lebih baik mencegah daripada mengobati," imbuhnya.
Menurutnya, masyarakat dapat mencegah perberkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dengan cara membersihkan lingkungannya. Seperti rajin menguras bak mandi seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air, atau membuang benda-benda yang dapat menampung air. "Seperti kaleng bekas, plastik, botol, ban bekas dan sebagainya," ujar Abdurachman.
Selain itu, Abdurachman juga menghimbau masyarakat untuk tidak menolak petugas yang ingin melakukan pengasapan atau fogging di tempatnya. "Sasaran fogging massal tersebut tidak hanya untuk membasmi nyamuk sumber penyakit DBD. Tetapi juga lalat dan sejenisnya yang menjadi sumber penyakit.
Untuk kegiatan fogging tersebut, lanjut Adburachman, pihaknya melibatkan 40 petugas Dinkes Kukar dan 17 unit mesin fogging. Ditambahkannya, sasaran utama fogging ini adalah wilayah Kecamatan Tenggarong yang tercatat sangat tinggi dalam penularan penyakit DBD. (win)
|