Akibat Abrasi, Dua Rumah Amblas ke Sungai Mahakam
Inilah kondisi rumah kontrakan milik H Tapri di Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, yang amblas ke sungai Mahakam Photo: Ale
|
KutaiKartanegara.com - 26/11/2006 19:51 WITA
Akibat abrasi yang terjadi di tepi sungai Mahakam, dua buah rumah permanen yang berada di Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, ambruk dan secara perlahan tenggelam ke dasar sungai.
Peristiwa ambruknya rumah kontrakan milik H Tapri yang dihuni tiga kepala keluarga tersebut terjadi Jumat (24/11) sore menjelang maghrib tepatnya sekitar pukul 17.30 WITA.
Sementara sebuah rumah sewaan yang juga milik H Tapri yang berada di sebelah rumah ambruk tersebut juga terancam akan rubuh. Namun rumah tersebut sudah ditinggalkan penghuninya setelah kejadian pada Jumat sore.
Saksi mata yang juga korban rumah ambruk yakni bu Dadang yang mengontrak salah satu rumah H Tapri menuturkan bahwa kejadian ambruknya rumah kontrakan H Tapri tersebut berlangsung sangat cepat. "Tidak sampai lima menit," ujarnya.
Sehingga harta benda seperti pakaian dan perangkat elektronik, juga dua buah sepeda motor, dan satu buah skuter tidak sempat diselamatkan.
Peristiwa longsornya rumah ke dalam sungai kerap terjadi di sepanjang bantaran sungai Mahakam Photo: Ale | | |
Tidak terselamatkannya harta benda ini dikarenakan mereka hanya memiliki waktu dua menit untuk keluar dari rumah naas tersebut sebelum amblas ke dalam sungai.
Menurut bu Dadang, kejadian ambruknya rumah tersebut akibat getaran tanah saat memasang turap besi yang dilakukan kontrakator PT Wika. "Perusahaan kontraktor ini harus bertanggung jawab atas rubuhnya rumah ini," ujarnya.
Karena, lanjtnya, getaran dari pemancangan turap besi tersebut mempercepatnya abrasi. Dia memnta agar pihak PT Wika juga mencabut pepohonan yang ada di sekitar bantaran sungai, pihak PT Wika tidak pernah meminta izin atau memberikan peringatan kepada penghuni rumah dalam melakukan pekerjaannya.
"Masak perusahaan sebesar PT Wika tidak memiliki tim teknis yang tidak bisa memprediksi bencana seperti itu,” katanya.
"Saya bersukur kejadian ini pada sore hari, coba jika malam pastilah kami tidak ada yang selamat," katanya. Karena di rumah saat itu dirinya bersama anaknya yang masih kecil serta iparnya yang juga sedang hamil, sementara suaminya belum pulang dari bekerja.
Atas peristiwa ini, pihak kepala desa Perjiwa pada Sabtu lalu memfasilitasi pertemuan antara pihak PT Wika, pimpro dan warga yang dirugikan di balai desa setempat. Dalam pertemuan tersebut pihak korban menuntut ganti rugi dari PT Wika.
Namun PT Wika melalui Amir, menolak melakukan ganti rugi karena sebagai pihak pelaksana. "Kami hanya bisa memberikan bantuan berupa sejumlah uang serta penampungan sementara di mes perusahaan," ujarnya.
Pertemuan singkat ini tidak ada kata sepakat karena harus menunggu komitmen Pemkab Kukar sebagai pemilik dari proyek penurapan sungai mahakam. PT Wika merupakan kontraktor Pemkab Kukar yang melaksanakan pembangunan turap di sepanjang bantaran sungai Mahakan di wilayah Tenggarong dan Tenggarong Seberang.
Kerugian ditaksir akibat ambruknya rumah warga di tepi mahakam ini mencapai setengah milyar rupiah ketiga KK. Sementara menurut informasi dari warga, sebelum terjadi kejadian Jumat sore itu juga telah ambruk duluan rumah milik salah satu pejabat teras di lingkungan Pemkab Kukar. Sedangkan harta benda di rumah milik pejabat Kukar yang duluan amblas beberapa hari lalu itu sempat diamankan sebelumnya. (ale)
|