Waspadai Demam Berdarah 10 Bulan Terakhir, 8 Jiwa Telah Melayang
Fogging atau pengasapan di rumah-rumah warga mulai dilakukan Diskes Kukar demi mencegah meluasnya kasus Demam Berdarah Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 06/11/2006 23:45 WITA
Jika suhu badan kita atau anggota keluarga kita meningkat tinggi, segeralah datangi fasilitas kesehatan terdekat. Sebab itu bisa saja merupakan gejala awal penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD).
Demikian hal tersebut dikatakan Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Kutai Kartanegara (Kukar) H Asmuni SSos MKes ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (03/11) lalu, di Tenggarong.
Menurutnya, gejala seperti ini acap dianggap sebagai penyakit demam biasa oleh masyarakat luas. "Pasien yang terserang penyakit DBD ini acapkali diketahui setelah penyakitnya sudah dalam kondisi parah," ujarnya.
Biasanya bila ada keluarga yang mengalami demam seperti ini cuma dikasih obat penurun panas. Padahal obat penurun panas bukan satu-satunya obat yang tepat untuk meredam penyakit. "Penyakit ini lebih kompleks dan perlu tindakan segera oleh aparat medis," ujarnya.
Menurut data yang dimilikinya bahwa setiap menjelang akhir tahun seperti saat ini, pihaknya sering mendeteksi peningkatan serangan DBD. Gejala tersebut terus menigkat dan kembali menurun setelah mencapai puncak pada awal tahun berikutnya.
Meningkatnya DBD ini, selain merupakan siklus seperti pada tahun-tahun sebelumnya juga dipicu oleh keadaan cuaca yang kemarau saat ini. Diharapkannya masyarakat terus mewaspadai dan melakukan pencegahan dengan menerapkan hidup sehat.
Pemkab melalui Diskes Kukar telah melakukan langkah-langkah antisipasi jika serangan DBD ini semakin meningkat. Di antaranya melakukan pengasapan (fogging) ke rumah-rumah atau pemukiman warga serta penyediaan obat-obatan.
Langkah antisipasi ini juga termasuk menjaga nama baik Kukar yang dalam waktu dekat akan menggelar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III Kaltim. "Kita upayakan semaksimal mungkin agar jangan sampai ada diantara atlit Porprov yang bertanding di Kukar ini nanti terserang DBD," ujar Asmuni.
Untuk diketahui, sejak Januari hingga Oktober lalu, di Kukar telah terjadi 193 kasus DBD yang mengakibatkan sebanyak 8 orang meninggal dunia. Korban terakhir adalah Putri (8 bulan),warga Kecamatan Muara Jawa yang meninggal pada 18 Oktober 2006 lalu. (ale)
|