Uji Beban Dinamis Jembatan Kartanegara Berjalan Lancar, Ini Hasilnya Satu buah truk berkapasitas 15 ton melewati balok setinggi 20 cm untuk menghasilkan getaran pada uji beban dinamis Jembatan Kartanegara Photo: Agri
Uji beban dinamis dengan menggunakan truk dilakukan sebanyak 4 kali Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 15/12/2019 21:50 WITA
Pelaksanaan uji beban dinamis terhadap Jembatan Kartanegara yang membentang di atas sungai Mahakam, Tenggarong, berjalan sukses dan lancar, Minggu (15/12) pagi.
Uji beban dinamis ini merupakan bagian dari pemeliharaan rutin terhadap Jembatan Kartanegara yang beroperasi mulai Desember 2015 setelah dibangun kembali di tahun 2013, dua tahun paska runtuhnya jembatan Kartanegara pada 26 November 2011.
Selama pelaksanaan uji beban dinamis yang dilakukan mulai pukul 08.50 WITA ini, arus lalu lintas dari dan ke Tenggarong yang melintasi jembatan ditutup selama kurang lebih 1 jam 15 menit.
Pelaksanaan uji beban dinamis Jembatan Kartanegara dilakukan tim dari PT Jasa Marga dan PT Giri Awas yang disaksikan langsung anggota tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Prof Jamasri, didampingi Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara Budi Harsono.
Prof Jamasri dari KKJTJ (kanan) memeriksa hasil uji beban dinamis pada Jembatan Kartanegara Photo: Agri
Dalam kegiatan uji beban dinamis ini, sebuah truk dengan beban sekitar 15 ton melakukan jumping atau loncatan di titik tengah jembatan usai melewati balok setinggi 20 cm.
Loncatan truk membuat landasan jembatan menjadi bergetar. Lewat beberapa sensor yang telah dipasang, getaran pada struktur jembatan dapat diukur dan diketahui lewat perangkat lunak komputer.
Menurut anggota KKJTJ Prof Jamasri, uji beban dinamis ini di jembatan Kartanegara tadi siang dilaksanakan dengan melakukan jumping truk sebanyak 4 kali.
"Supaya kita yakin hasilnya, kita lakukan jumping sebanyak 4 kali. Kita lihat, hasilnya kalau dihitung rata-rata terjadi penurunan sebesar 2%. Dengan demikian, jembatan ini masih dalam kondisi sehat. Masih sangat layak dioperasikan jika dilihat dari respon dinamik tadi," kata Jasmari yang juga Guru Besar Univesitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Ditambahkan Jasmari, penurunan frekuensi sebesar hingga 5% masih aman bagi suatu jembatan. "Kecuali penurunannya diatas 5%, misalnya 10%, maka harus ada pengecekan struktur jembatan. Mungkin ada baut yang kendur, atau ada retak pada las," ujarnya.
Setelah uji beban dinamis tersebut, lanjut Jasmari, pihaknya akan merekomendasikan pelaksanaan uji beban lanjutan pada 3 atau 5 tahun yang akan datang. "Kalau usia jembatan sudah memasuki 10 tahun, kita akan rekomendasikan uji beban statis," jelasnya. (win)
|