Investor Prancis Jajaki Kerjasama Bangun Jaringan Kereta Api Batubara
Mr Pascal Gauthier ketika mempresentasikan rencana studi kelayakan proyek jaringan kereta api di Kukar Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 15/12/2005 16:02 WITA
Sebuah perusahaan jawatan perkeretaapian asal Prancis, SNCF (Societe Nationale des Chemins de fer Francais) International, saat ini tengah menjajaki kerjasama investasi pembangunan jaringan kereta api di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Sebagai langkah awal, pihak SNCF International yang diwakili Mr Marc Provoost dan Mr Pascal Gauthier selaku Commercial Director SNCF untuk Asia didampingi Staf Ahli Bupati Kukar H Bachruddin Noor tadi siang melakukan presentasi didepan pimpinan dan anggota dewan di Ruang Rapat Panmus DPRD Kukar, Tenggarong.
Dihadapan Wakil Ketua DPRD Kukar Ir HM Yusuf AS serta para anggota dewan lainnya, Mr Marc Provoost mengatakan bahwa SNCF International merupakan sebuah BUMN milik Prancis yang berdiri sejak tahun 1939 dan telah berpengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek perkeretaapian di benua Asia dan Afrika.
"Dan kami siap memberikan solusi terbaik terhadap rencana Pemkab Kukar untuk membangun jaringan kereta api bagi pengangkutan batubara," ujar Marc Provoost yang juga Vice President SNCF International ini.
Sebelum mewujudkan pembangunan infrastruktur jaringan kereta api tersebut, lanjut Marc, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan studi kelayakan ekonomis dan membuat business plan (rencana bisnis-red) bagi proyek tersebut.
Vice President SNCF International, Mr Marc Provoost, memaparkan perusahaannya yang telah berpengalaman dalam pembangunan jaringan kereta api di Asia dan Afrika Photo: Agri | | |
"Tujuan utama studi kelayakan ini adalah untuk mengetahui kemungkinan persyaratan ekonomi dan finansial proyek kereta api tersebut," katanya.
Sementara dikatakan Staf Ahli Bupati Kukar H Bachruddin Noor yang bertindak mewakili Pemkab Kukar, pembangunan kereta api di Kukar ini sudah cukup lama direncanakan Pemkab Kukar.
"Sebelum disepakati dalam bentuk MOU (Memorandum of Understanding), diperlukan studi kelayakan selama kurang lebih 1 tahun dengan alokasi dana sebesar 20.000 euro atau sekitar Rp 2 milyar," kata mantan Kepala Bappeda Kukar ini.
Dana untuk studi kelayakan tersebut, lanjut Bachruddin Noor, 30% atau sekitar Rp 700 juta berasal dari SNCF dan 70% atau sekitar Rp 1,3 triliun bersumber dari APBD Kukar.
"Jika pembangunan jaringan kereta api ini terwujud, bertambah lagi 1 moda transportasi di Kukar selain darat, sungai dan udara (Bandara Kukar-red). Untuk itu kami memerlukan kerjasama serta dukungan dari legislatif," demikian katanya.
Presentasi Studi Kelayakan Jalur Kereta Api Trans-Regional Timur Laut Kalimantan Timur di DPRD Kukar tadi siang diwarnai tanya-jawab antara pihak investor dan Pemkab Kukar dengan beberapa anggota dewan.
Anggota DPRD Kukar dari Fraksi PDI-P Edy Mulawarman meminta agar Pemkab Kukar lebih mementingkan kesejahteraan rakyat. "Jangan sampai proyek ini hanya akan menguntungkan golongan tertentu saja, baik investor atau pun Pemkab Kukar," kata anggota termuda DPRD Kukar ini.
Sedangkan Saiful Aduar dari Fraksi Amanat Keadilan Rakyat (AKR) menyarankan agar jaringan kereta api di Kukar ini tidak semata digunakan untuk transportasi batubara belaka, namun juga dapat dikembangkan sebagai transportasi umum masyarakat Kukar. "Hal ini untuk mengantisipasi jika batubara habis di Kukar," ungkap Saiful Aduar yang disampaikannya dalam bahasa Inggris. (win)
|