Lembaga PBB Dukung Rehabilitasi Kawasan Delta Mahakam
Delegasi dari UNITAR ketika disambut Bupati Kukar H Syaukani HR di Hotel Singgasana Tangga Arung, Tenggarong. Dari kiri ke kanan: Mr Jocelyn Fenard, Mr Robinson dan Mr Nicolas F Lamotte Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 20/11/2005 13:13 WITA
Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menyelamatkan kawasan Delta Mahakam dari kerusakan ekologi akibat maraknya pembukaan lahan tambak udang, ternyata mendapat dukungan pula dari lembaga-lembaga internasional dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNITAR (United Nations Institute for Training and Research), UNEP (United Nations Environmental Programme) maupun UNDP (United Nations Development Programme).
Hal tersebut terungkap dalam acara pertemuan yang berlangsung di Hotel Singgasana Tangga Arung, Tenggarong, Kamis (17/11) malam lalu, antara Bupati Kukar Dr H Syaukani HR MM dan jajarannya dengan Ketua Steering Committee Network of Regional Government for Sustainable Development (NRG4SD), Nico Barito, bersama Mr Nicolas Frizon de Lamotte, Mr Jocelyn Fenard dan Mr Robinson dari UNITAR.
Hadir pula dalam acara tersebut diantaranya adalah guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor yang juga Staf Ahli Bupati Kukar, Prof Dr Hadi S Alikodra, dan 2 peneliti dariLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Dr Taufik Rachman MSc dan Dr Maman Suryaman MA sebagai pendamping.
Bupati Kukar H Syaukani HR ketika memberikan pemaparan mengenai Kukar dan kawasan Delta Mahakam Photo: Agri | | |
Nico Barito yang juga selaku pimpinan rombongan mengatakan, lembaga-lembaga PBB tersebut siap bekerjasama untuk membantu rehabilitasi ekonomi dan ekologi kawasan Delta Mahakam bersama Pemkab Kukar, lembaga pendidikan, LSM, pihak perusahaan maupun para petani tambak yang beroperasi di kawasan Delta Mahakam.
Ditambahkannya, potensi sumber daya alam di Delta Mahakam tidak akan pernah habis bila saja setiap stakeholder menerapkan azas-azas lingkungan lestari. "Karena Delta Mahakam adalah bagian dari ekosistem yang potensinya tidak pernah terputus. Yang diperlukan Delta Mahakam saat ini adalah mengembalikan ekosistemnya yang telah hancur itu dengan melaksanakan capacity building dan alternatif teknologi," ujarnya.
"Yang jelas lembaga-lembaga PBB siap membantu, namun masalah yang muncul adalah pro dan kontra. Kami berharap agar pihak Pemkab Kukar segera melakukan sosialisasi kepada stakeholder di kawasan itu sebagai langkah awal memperbaiki Delta Mahakam," demikian katanya.
Bupati H Syaukani HR menyerahkan cenderamata kepada Nico Barito (kanan) dari NRG4SD didampingi Mr Jocelyn Fenard dan Mr Nicolas F Lamotte Photo: Agri | | |
Sementara Bupati Kukar H Syaukani HR dihadapan para delegasi UNITAR memaparkan secara singkat mengenai gambaran umum Kabupaten Kukar serta menyampaikan presentasi bertema Perspektif Penyelamatan Delta Mahakam.
Dikatakan Bupati H Syaukani HR, pemanfaatan kawasan Delta Mahakam yang luasnya mencapai 1.300 km persegi tersebut saat ini, 75% digunakan sebagai pertambakan udang, 2,5% untuk operasi migas, 1,5% pemukiman dan lainnya seperti kebun dan semak belukar 1%. "Sementara kawasan mangrove atau hutan bakau kini hanya tersisa 20%," papar Syaukani.
Untuk itu, Bupati Kukar berharap agar melalui kerjasama dengan lembaga dunia tersebut, paling tidak 5 tahun ke depan setengah kawasan Delta Mahakam kembali hijau dengan hutan bakau. "Kendala Pemkab Kukar menangani Delta Mahakam adalah kurangnya dana, karena luas dan parahnya kerusakan kawasan Delta Mahakam," demikian katanya. (win/joe)
|