Bupati Kukar Minta Pengawasan Ferry Tradisional Diperketat
Tak ingin kecelakaan air kembali terulang, Bupati Kukar meminta Dishub Kukar untuk memperketat pengawasan ferry tradisional di Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 03/02/2014 08:47 WITA
Insiden tenggelamnya sebuah ferry tradisional di Tenggarong pada Sabtu (01/02) lalu membuat Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari prihatin. Pasalnya, kejadian ini bukanlah yang pertama kali terjadi.
Rita pun mengimbau kepada Dinas Perhubungan Kukar agar memperketat pengawasan kapal penyeberangan atau ferry tradisional yang sangat marak beroperasi di Tenggarong setelah runtuhnya Jembatan Kartanegara pada 2011 lalu.
"Dishub harus mengawasi lebih intensif dan ketat terhadap ferry penyeberangan ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Bupati Rita Widyasari.
Menurut Rita, Dishub perlu menguji kelayakan tiap-tiap kapal, termasuk menentukan kapasitas muatan sesuai konstruksi atau kemampuan kapal itu. Dan kapasitas muatan kapal itu harus ditempel pada tempat yang mudah dilihat di masing-masing kapal, agar calon penumpang bisa dengan mudah melihat.
Selain itu, lanjutnya, kapasitas muatan sebuah kapal atau perahu juga diumumkan di tiap tempat penyeberangan. "Supaya masyarakat tahu berapa sih kapasitas kapal itu, baik untuk mobil maupun sepeda motor," katanya.
Rita berharap agar kejadian tenggelamnya kapal ferry tradisional tidak terulang lagi. "Saya tak ingin kejadian seperti itu terulang lagi, makanya pengawasan di penyeberangan harus diperketat," tegasnya.
Sekedar informasi, insiden tenggelamnya ferry tradisonal terjadi di perairan sungai Mahakam pada Sabtu (01/02) sore sekitar pukul 16.30 WITA. Tidak ada korban jiwa dari musibah ini. Sebanyak 28 orang yang berada di kapal, termasuk motoris dan ABK, selamat. Namun 15 unit sepeda motor ikut tenggelam kedalam sungai bersama kapal ferry tersebut. (win/her)
|