Memahami Esai Fotografi Bersama Tantyo Bangun
Tantyo Bangun (kiri) ketika melakukan presentasi Essay Photography di Balikpapan, Sabtu (24/09) lalu Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 26/09/2005 16:37 WITA
Untuk memahami dunia fotografi secara baik, tim liputan KutaiKartanegara.com yang terdiri dari M Agri Winata, Johan A Hakim, Jaya Miharja N dan Yanda mengikuti acara Presentasi dan Diskusi Essay Photography yang diselenggarakan Total Photography Club (TPC) di Balikpapan, Sabtu (24/09) lalu.
Kegiatan selama satu hari yang merupakan rangkaian dari Photography Weekend ini berlangsung di Hotel Pacific, Balikpapan, dengan mengetengahkan pembicara tunggal yaitu Editor In Chief majalah National Geographic Indonesia, Tantyo Bangun.
Tantyo Bangun dalam presentasinya memaparkan proses berikut kiat-kiat pembuatan esai fotografi yang pernah dilakukannya. Dari 4 esai fotografi yang dijelaskan, 3 diantaranya dibuat oleh Tantyo Bangun sendiri masing-masing berjudul Asahan White Water, Wonocolo dan Tanah Colap. Sedangkan foto-foto dalam esai fotografi berjudul Nairobi merupakan hasil karya David Alan Harvey yang dimuat dalam majalah National Geographic edisi terakhir.
Menurut Tantyo, setiap subyek memerlukan tekniknya sendiri-sendiri, begitu pula saat memotret warga kulit hitam yang membutuhkan bantuan pencahayaan Photo: Agri | | |
Menurut Tantyo Bangun, fotografer professional sepakat bahwa masalah teknis dalam fotografi tidak ada yang baku atau tidak sama. "Masalah teknis itu lebih banyak tergantung dari pada subyek. Karena setiap subyek membutuhkan tekniknya sendiri-sendiri," ujar Tantyo Bangun.
Tantyo kemudian mencontohkan kiat-kiat mengabadikan momen kejuaraan dunia olahraga arung jeram di sungai Asahan, Sumatera Utara, untuk pembuatan esai fotografinya. Tantyo terlebih dahulu menampilkan gambar Danau Toba yang merupakan sumber dari aliran sungai Asahan.
Setelah itu, foto selanjutnya beralih ke gambar perjalanan menuju lokasi kejuaraan arung jeram yang menanjak, suasana lomba arung jeram hingga momen-momen yang menggambarkan perjuangan para olahragawan arung jeram dalam mengarungi arus deras dan cukup berbahaya.
Sebelum melakukan pemotretan, lanjut Tantyo, kita harus mengenali terlebih dahulu subyek seperti olahraga arung jeram, alam atau medan liputan, serta momen-momen apa yang akan terjadi. Demikian katanya.
Usai pemaparan Essay Photography oleh Tantyo Bangun, acara dilanjutkan dengan diakhiri dengan hunting bareng di lapangan yang dilakukan di perkampungan nelayan Manggar dan kawasan hiburan pantai Melawai.
Sementara dikatakan CEO KutaiKartanegara.com M Agri Winata ST, kegiatan Phptpgraphy Weekend ini perlu diikuti dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan esai fotografi yang cocok diterapkan dalam situs KutaiKartanegara.com. "Terlebih yang memberikan materi dalam kegiatan ini merupakan seorang professional yang sangat berpenaglaman di bidangnya," ungkapnya.
"Selama ini berita-berita di KutaiKartanegara.com memang selalu dilengkapi foto-foto atau grafis pendukung yang kadang lebih dari satu. Kelak akan dibuat pula liputan dalam bentuk esai fotografi yang lebih kaya foto," demikian kata Agri. (joe/win)
|