Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional IV Digelar di Tenggarong Suasana pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional IV di arena lapangan parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong Photo: Agri
Barisan kontingen peserta ketika mengikuti pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional IV di Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/08/2005 14:59 WITA
Bangsa Indonesia boleh dibilang memiliki kekayaan dan keunikan seni budaya yang beraneka ragam. Demikian pula olahraga tradisional yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia, merupakan warisan leluhur yang harus digali, dilestarikan dan terus dikembangkan.
Demikian hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Menpora Prof Dr Johar Arifin Husin ketika membacakan sambutan Menpora RI Adhyaksa Dault SH MSi pada pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ke-4 tahun 2005 di lapangan parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, tadi pagi.
Menurut Menpora RI, olahraga tradisional yang hampir punah harus terus dikembangkan dan diwariskan kepada generasi muda bangsa. Oleh karenanya, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah beserta masyarakat memiliki kewajiban untuk mengangkat dan mengembangkan kembali olahraga tradisional.
Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Johar Arifin Husin (tengah) didampingi Wagub Kaltim Yurnalis Ngayoh (kiri) dan Assisten II Pemkab Kukar Haryanto Bachroel (kanan) Photo: Agri | | |
Pembukaan Festival Olahraga Tradisional (FOT) Tingkat Nasional IV ditandai dengan pelepasan balon oleh Dr Johar Arifin Husin didampingi Wagub Kaltim Drs Yurnalis Ngayoh dan Assisten II Bidang Ekonomi & Pembangunan Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) Dr H Adji Raden Mohd Haryanto Bachroel MM.
Acara pembukaan ini juga dimeriahkan dengan sajian tari Perang dan Enggang Perdamaian yang dibawakan warga Kerukunan Keluarga Dayak Kenyah (KKDK) di Tenggarong.
Menurut Ketua I Panitia Pelaksana Drs H Rusli Rachim, FOT di Tenggarong merupakan yang keempat kalinya diselenggarakan. "FOT pertama digelar di Jakarta pada tahun 2002, kemudian FOT II di Bali pada tahun 2003, dan ketiga di Yogyakarta pada tahun 2004," ujar Rusli Rachim yang juga Kepala Dinas Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (Dikluspora) Kukar ini.
Permainan Ujungan dari provinsi Banten yang tampil perdana dalam festival ini Photo: Agri | | |
Ditambahkan Rusli, FOT IV 2005 yang digelar selama 2 hari (27-28/08) di Tenggarong diikuti 600 peserta dari 30 provinsi di Indonesia. "Setiap kontingen provinsi diwakili oleh 20 orang peserta dan mereka ditampung di rumah-rumah penduduk di Tenggarong secara homestay," demikian katanya.
Tampil sebagai penyaji pertama dalam event tadi pagi adalah kontingen dari provinsi Banten yang menampilkan permainan yang disebut Ujungan. Disusul kemudian kontingen dari provinsi Gorontalo dengan permainan Tanggobe, lalu provinsi Lampung dengan Paku Shuka, Bali (Macepet-Cepet), Nangroe Aceh Darussalam (Pencak Silat Gelombang), Riau (Berebut Bantal) dan Maluku (Bolak Balik Tempurung).
Hingga berita ini diturunkan, kegiatan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional IV di Tenggarong masih memasuki sesi istirahat dan akan kembali dilanjutkan mulai pukul 15.00 WITA.
Ada pun kontingen yang akan tampil menyajikan permainan atau olahraga tradisionalnya adalah Bengkulu (Rajo-Rajo), Kalimantan Selatan (Naik Sigai), Jambi (Cu), Sulawesi Tenggara (Hekan Salu), Sumatera Utara (Kuda Tunggang), Jawa Tengah (Serok Mancung), tuan rumah Kalimantan Timur (Kerbau-Kerbauan) dan Nusa Tenggara Timur (Mana Tika). (win)
|