Silvi Agustina: Kepulangan Syaukani Murni Untuk Berobat Selain susah untuk berbicara, Syaukani mengalami gangguan penglihatan dan hanya mengandalkan pendengaran saja Photo: Agri
Syaukani juga akan menjalani terapi memori selama 14 hari di Tenggarong guna memulihkan daya ingatnya Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 25/04/2010 11:08 WITA
Keluarga H Syaukani HR membantah tudingan jika kehadiran mantan orang nomor satu di Kutai Kartanegara (Kukar) itu terkait dengan masalah politik, khususnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2010 yang juga diikuti putri kedua Syaukani, Rita Widyasari.
Syaukani yang masih berstatus terpidana kasus korupsi APBD Kukar itu tiba di Tenggarong, Sabtu (24/04) kemarin, atau hanya sehari jelang pelaksanaan kampanye akbar Rita Widyasari di lapangan parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, hari ini.
"Tidak ada kaitan dengan politik, khususnya Pilkada. Bapak pulang ke Tenggarong murni untuk menjalani pengobatan. Kami sudah lama mengajukan izin bagi bapak untuk pulang berobat di Tenggarong, dan ternyata baru sekarang dikabulkan Kementerian Hukum dan HAM. Kalau memang momennya bertepatan dengan Pilkada, artinya ini merupakan anugerah dari Allah untuk keluarga kami," ujar Silvi, putri sulung Syaukani.
Menurut Silvi, kepulangan ayahnya ke Tenggarong untuk menjalani terapi merupakan atas saran dari beberapa dokter di Jakarta dalam rangka memulihkan daya ingat Syaukani yang hilang.
Ditambahkan Silvi, kesehatan Syaukani telah mengalami kemajuan dibandingkan kondisi 6 bulan lalu. "Beliau sudah bisa berbicara walau agak sulit. Namun beliau masih mengalami gangguan penglihatan, sehingga tak dapat melihat dan hanya mengandalkan pendengaran saja," imbuhnya.
Sementara dikatakan dr Freddy Sitorus selaku dokter yang turut mendampingi Syaukani dari Jakarta hingga Tenggarong, kesehatan Syaukani cukup bagus selama dalam perjalanan.
Menurut Freddy yang juga neurolog tersebut, selain menjalani terapi fisik dan mental, Syaukani sangat memerlukan terapi memori guna memulihkan daya ingatnya.
"Dan terapi memori ini sangat bagus jika dilakukan langsung di tempat yang sangat familiar bagi pasien atau di tempat pasien tersebut dilahirkan," ujar Freddy yang bekerja di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu.
Selain itu, lanjut Freddy, stimulasi pendengaran dan penglihatan harus dilakukan setiap hari terhadap Syaukani. Dan untuk membantu terapi penyembuhan Syaukani, ada 4 perawat khusus yang didatangkan dari Jakarta. "Kalau saya sendiri akan pulang besok (hari ini-red), cukup perawat saja yang akan membantu melakukan terapi," pungkasnya. (win)
|