BLHD dan Distamben Jangan Jadi Corong Perusahaan
Marwan (tengah) memimpin dialog antara DPRD Kukar dengan BEM Unikarta terkait banjir yang melanda Kelurahan Loa Ipuh Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 06/04/2010 23:45 WITA
Wakil Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) Marwan SP dengan tegas membantah pernyataan yang menyebutkan banjir di Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, pada akhir pekan lalu, disebabkan karena tingginya curah hujan.
Menurut Marwan, banjir tersebut murni karena faktor jebolnya tanggul di areal pertambangan batu bara PT Tanito Harum. "Jadi tidak mungkin ini dikarenakan curah hujan tinggi," tandas Marwan saat menerima Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong, kemarin.
Dikatakan Marwan, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kukar maupun Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kukar jangan jadi corong perusahaan terkait persoalan banjir yang menimpa warga Loa Ipuh. "Jangan menutup-nutupi masalah sebenarnya dari banjir ini," tandasnya.
Marwan bersama sejumlah anggota Komisi I DPRD Kukar menerima BEM Unikarta dan sejumlah LSM pemerhati lingkungan yang menuntut pertanggungjawaban sejumlah perusahaan tambang batu bara serta instansi terkait yang mereka nilai terlibat atas terjadinya banjir besar yang merendam rumah dan sawah milik warga di Kelurahan Loa Ipuh akhir pekan lalu.
Sebelum bertemu Anggota Dewan, para mahasiswa tersebut melakukan orasi dan menggelar berbagai poster di gedung DPRD Kukar menyoal banjir yang terjadi di dearah ini. Perusahaan tambang yang beroperasi di hulu sungai Tenggarong disinyalir menjadi pemicu terjadinya banjir.
"Banjir yang terjadi bukan semata-mata karena faktor alam, tetapi ada unsur keteledoran dari perusahaan tambang yang tidak memperhatikan Amdal," ungkap salah seorang mahasiswa.
PT Tanito Harum, PT Multi Harapan Utama dan PT Alaswatu dituding sebagai perusahaan yang bertanggung jawab terhadap peristiwa ini. Banjir di Kelurahan Loa Ipuh diduga akibat jebolnya tanggul milik perusahaan tambang batu bara di daerah hulu Sungai Tenggarong.
Komisi I DPRD Kukar sendiri telah melakukan sidak ke lokasi tambang untuk menyelidiki langsung sebab-sebab terjadinya banjir. "Dapat kita pastikan bahwa banjir besar yang terjadi Jum'at lalu dikarenakan jebolnya tanggul kolam penampungan air di tambang batu bara," kata Isnaini, salah seirang Anggota Komisi I DPRD Kukar. (win)
|