Budaya Dayak dan Indian Bakal Dikolaborasikan di Kanada
Franki Raden (kiri) menyerahkan cenderamata berupa alat musik gendang khas Indian kepada Ketua LPKK H Syamsul Khaidir Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 15/11/2006 17:55 WITA
Sebuah yayasan budaya yang berbasis di Jakarta yakni Sacred Bridge Foundation (SBF) merencanakan untuk mengkolaborasikan adat dan budaya etnis Dayak Kalimantan dengan suku Indian di benua Amerika dalam suatu pertunjukan seni budaya di Kanada, pada tahun 2008 mendatang.
Rencana tersebut disampaikan Ketua SBF Serrano Sianturi di hadapan Ketua Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK) Drs H Syamsul Khaidir MMPd tadi pagi di Ruang Eksekutif Kantor Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong.
Hadir pula dalam pemaparan tersebut yakni Ketua Komisi IV DPRD Kukar H Ali Hamdi SAg dan Ketua Sempekat Keroan Kutai Ir H Awang Yacoub Luthman MM. Sedang Ketua SBF Serrano Sianturi datang ke Tenggarong didampingi Sekretarisnya Prof Dr Franki S Notosudirdjo atau lebih dikenal dengan sebutan Franki Raden.
Menurut Serrano Sianturi, kedatangannya ke Kukar untuk meminta dukungan Pemkab Kukar demi mewujudkan kerjasama budaya terutama dalam pementasan kolaborasi budaya Dayak dan Indian tersebut. Pementasan itu sendiri rencanyanya akan ditampilkan di kota Quebec, Kanada, dalam rangka perayaan 400 tahun berdirinya kota tersebut pada tahun 2008.
Ketua SBF Serrano Sianturi saat menjelaskan perihal yayasannya yang bergerak di bidang kebudayaan Photo: Agri | | |
"Kerjasama ini akan memberi manfaat baik bagi pihak Kanada maupun Indonesia, khususnya Kukar. Disamping sebagai medium membangun jaringan pariwisata dan ekonomi, sekaligus memperkaya khasanah kebudayaan kedua bangsa," ujarnya.
Sementara Franki Raden mengatakan, ide untuk mengkolaborasikan seni budaya Dayak dengan Indian ini dilatarbelakangi karena banyaknya kesamaan di antara kedua etnis tersebut.
"Kemungkinan puluhan ribu tahun lalu kedua etnis yang berbeda tempat ini adalah komunitas yang sama. Sangatlah menarik bila kedua etnis ini dipertemukan dalam suatu bentuk pementasan multimedia," katanya.
Ditambahkan Franki Raden yang juga menjabat sebagai Asisten Profesor Studi Budaya pada Fakultas Seni di York University, Toronto, pihak panitia penyelenggara termasuk komunitas suku Indian Huron-Wendat begitu antusias terhadap rencana digelarnya pementasan kedua etnis beda benua tersebut
Oleh karena itu Franki Raden berharap agar Pemkab Kukar dapat memberikan dukungan untuk mewujudkan gagasan tersebut, termasuk memfasilitasi persiapan pementasan multimedia ini.
Menanggapi gagasan yang disampaikan pihak SBF, Ketua LPKK Syamsul Khaidir mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik gagasan tersebut. Syamsul Khaidir berjanji akan berupaya keras menindaklanjuti gagasan tersebut kepada Pemkab Kukar, khususnya Bupati Kukar H Syaukani HR dan jajaran, sehingga rencana cemerlang tersebut dapat terwujud.
Pertemuan dengan pihak SBF diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari Franki Raden berupa alat musik jenis gendang khas Indian Huron-Wendat kepada Ketua LPKK Syamsul Khaidir. (win)
|