Keranda hitam bertuliskan "Turut
Berduka Cita Atas Matinya Hati Nurani Polisi" diletakkan
didepan para petinggi Polres Kutai
Photo: Yanda |
|
|
KutaiKartanegara.com 05/05/04 15:15 WITA
Ratusan
mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) tadi siang
menggelar aksi demo didepan markas Polres Kutai sebagai protes
terhadap penyerbuan dan tindakan represif aparat kepolisian
terhadap mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) di
Makassar (Sulawesi Selatan) pada Sabtu (01/05) lalu.
Gabungan elemen
mahasiswa Unikarta, HMI dan PMII ini mulai berkumpul di 'Kampus
Ungu' Unikarta sejak pukul 09.00 WITA kemudian bergerak menuju
markas Polres Kutai dengan mengusung dua buah keranda hitam
melalui Jalan Danau Aji, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Diponegoro.
Dikatakan Ketua
PMII Kukar, Amir, aksi ini merupakan wujud keprihatinan mereka
terhadap bangsa. "Kami sebagai generasi intelektual penerus
perjuangan bangsa sangat prihatin dengan kondisi bangsa ini yang
masih didukung dan dikuasai oleh kekuatan militer dan kepolisian
yang cenderung menghamba dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika
kekuasaan dan penguasa berbicara dan menuntut suatu tindakan
tindakan yang anarkis terhadap masyarakat," ujar Amir dengan
berapi-api dalam orasinya.
Para
mahasiswa ketika menyanyikan
lagu Indonesia Raya saat penurunan
bendera Merah Putih menjadi setengah tiang
Photo: Yanda |
|
|
Selama di
jalan, mahasiswa berkesempatan melakukan orasi dan
membagi-bagikan selebaran kepada masyarakat kota Tenggarong
serta menggelar aksi teatrikal memperagakan tindakan kekerasan
polisi terhadap mahasiswa.
Setiba di
Mapolres Kutai, mahasiswa langsung meletakkan dua buah keranda
didepan teras Mapolres. Beberapa personil Polres Kutai tampak
masih menahan diri dan membiarkan mahasiswa memasuki halaman
Mapolres.
Suasana semakin
panas ketika mahasiswa hendak menurunkan bendera Merah Putih
menjadi setengah tiang. Belum sempat mahasiswa Unikarta
menurunkan bendera, beberapa personil Polres Kutai langsung
mencegah sehingga sempat terjadi insiden pemukulan mahasiswa
oleh salah seorang anggota Polres.
Beruntung para
mahasiswa dan anggota Polres Kutai lainnya mampu meredam situasi
tersebut sehingga tak terjadi bentrokan fisik antar kedua belah
pihak.
Para
mahasiswa membakar
kaos Polisi sebagai protes atas
tindakan represif aparat kepolisian di kampus UMI
Makassar
Photo: Yanda |
|
|
Para mahasiswa
kemudian berdialog dengan Wakapolres Kutai Kompol Pulung
Rochmadianto mengenai keinginan mahasiswa untuk menurunkan
bendera setengah tiang. Akhirnya disepakati bendera diturunkan
setengah tiang selama aksi berlangsung.
Dalam dialog
dengan mahasiswa Unikarta, Wakapolres Kompol Pulung Rochmadianto
meminta maaf atas kejadian pemukulan oleh salah seorang
anggotanya tersebut. "Kami secara pribadi dan dinas turut
prihatin dengan keadaan yang seharusnya tidak perlu terjadi,
mohon maaf apabila tadi ada anggota kami yang sedikit terpicu
dan sedikit ringan tangan," kata Wakapolres Kutai.
Penurunan
bendera menjadi setengah tiang ini kemudian dilakukan mahasiswa
dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setelah itu
mahasiswa menyanyikan lagu Gugur Bunga, membacakan puisi dan
menyampaikan tuntutan mahasiswa.
Ada lima
tuntutan mahasiswa yang dibacakan Presiden BEM Unikarta, Wahono.
Yang pertama adalah meminta Mahkamah Militer agar memecat dan
mengadili oknum-oknum yang terlibat penganiayaan mahasiswa UMI
Makassar.
Salah seorang mahasiswi Unikarta
meletakkan karangan bunga ungkapan duka cita atas
Trgaedi Kampus UMI
Photo: Yanda |
|
|
Kemudian
meminta kepada Kapolri Jendral Dai Bahtiar dan seluruh pimpinan
Polri di seluruh daerah agar meminta maaf kepada seluruh
keluarga korban penganiayaan melalui media massa dan mengganti
biaya pengobatan dan kerusakan di kampus UMI.
Ketiga,
mendesak kepada pimpinan TNI/Polri agar melakukan reformasi
moral kepada seluruh anggotanya. Keempat, menolak dan mengutuk
semua tindakan kekerasan penganiayaan yang dilakukan oleh
TNI/Polri terhadap masyarakat dan mahasiswa. Dan terakhir,
menolak capres yang berasal dari orba dan militer.
Aksi mahasiswa
di Mapolres Kutai juga ditandai dengan aksi teatrikal dan
pembakaran kaos bertuliskan Polisi. Sebelum mahasiswa
membubarkan diri, mahasiswa kembali menaikkan bendera satu tiang
penuh dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu
mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dan bersalaman dengan
aparat Polres Kutai seraya melantunkan Shalawat.
Para anggota
Polres Kutai
saat berusaha mencegah mahasiswa
menurunkan bendera setengah tiang
Photo: Yanda |
|
|
Sayangkan
Pemukulan
Sementara itu, Koordinator Lapangan H Mubarak yang juga Sekjen
BEM Unikarta mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa Unikarta dan untuk
menggalang rasa empati terhadap aksi pemukulan terhadap
mahasiswa UMI Makassar.
"Malam ini kami
akan melakukan evaluasi tehadap aksi tadi siang dan sangat
menyayangkan sempat terjadi insiden dengan pihak aparat berupa
pemukulan terhadap mahasiswa," ujar mahasiswa Fakultas Agama
Islam ini.
Senada dengan
Mubarak, Presiden BEM FISIP Unikarta Nofa Fransiska juga sangat
menyangkan terjadinya insiden di Mapolres Kutai tadi siang.
"Seharusnya hal ini tak perlu terjadi, ternyata aparat masih
terlihat arogansinya," tandas Nofa Fransiska. (nop)
Ratusan mahasiswa
Kukar ketika bergerak menuju Mapolres Kutai
Photo: Yanda
Mahasiswa Unikarta mengusung dua
buah keranda hitam dalam aksi di Tenggarong siang tadi
Photo: Yanda
Aksi teatrikal
mahasiswa yang memperagakan
tindakan kekerasan aparat kepolisian terhadap mahasiswa
dihadapan para petinggi Polres Kutai
Photo: Yanda
Para mahasiswi
membentangkan spanduk berisi protes terhadap kekerasan yang
dilakukan aparat kepolisian
Photo: Yanda
|